Ahad 10 Apr 2022 08:22 WIB

Kesalahan Fatal Ahlul Kitab yang Bangga-Banggakan Garis Nasab Mereka

Ahlul kitab membangga-banggakan garis keturunan atau nasab yang mereka miliki

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi ahlul kitab dalam Alquran. Ahlul kitab membangga-banggakan garis keturunan atau nasab yang mereka miliki
Foto:

"Jadi kalian itu Yahudi dan Nasrani, walaupun memiliki garis keturunan dengan mereka, itu jangan kemudian membanggakan (diri) di satu sisi, tapi di sisi lain kalian tidak mengikuti apa yang diajarkan oleh mereka (para nabi terdahulu), tidak mengikuti ajaran mereka. Yaitu ketahuidan dan mengakui bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah," kata kiai Taufik dalam program mengaji tafsir yang dilaksanakan Televisi Nahdlatul Ulama beberapa waktu lalu.  

Dalam ayat tersebut, Allah SWT menegaskan bahwa kemuliaan dan perbuatan para nabi terdahulu tidak ada hubungannya dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang senantiasa mengklaim dan membanggakan nasab.   

Baca juga: Motif Tentara Mongol Eksekusi Khalifah Terakhir Abbasiyah dengan Dilindas Kuda

Dia menjelaskan, maka kemuliaan para nabi itu (Nabi Ibrahim dan nabi-nabi setelahnya) adalah kemuliaan mereka, apa yang mereka lakukan adalah amal perbuatan mereka.

Mereka sudah berlalu. Mereka mendapatkan apa yang mereka dapatkan yaitu kemuliaan dengan tauhid. Dan kalian (Yahudi dan Nasrani) akan mendapatkan apa yang kalian kerjakan. 

“Yaitu apa yang kalian yakini bahwa kalian merasa Yahudi dan Nasrani itu adalah ajaran yang paling benar. Nanti kalian akan mempertanggungjawabkan sendiri, tak ada hubungannya dengan garis keturunan mereka (para nabi terdahulu). Dan kalian berbeda dengan apa yang diajarkan para nabi itu. Dan kalian tidak akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa-apa yang sudah mereka kerjakan. Jadi jangan cuma membanggakan sebagai keturunan orang-orang mulia. Tetapi ajaran orang-orang mulia itu tidak kalian akui,"  jelas kiai Taufik.

Karena itu, menurut kiai Taufik, klaim orang-orang Yahudi dan Nasrani yang merasa lebih mulia dari Nabi Muhammad SAW itu tidak ada gunanya. Sebab pada akhirnya manusia akan mempertanggungjawabkan amal perbuatan dan imannya masing-masing di sisi Allah SWT.      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement