Kamis 31 Mar 2022 10:38 WIB

Adu Domba dan Kelicikan Yahudi Sudah Kerap Terjadi di Madinah

Sifat buruk Yahudi sudah terjadi sebelum Rasulullah SAW diutus

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Yahudi di Madinah. Sifat buruk Yahudi sudah terjadi sebelum Rasulullah SAW diutus dan hijrah di Madinah
Foto: Pixabay
Ilustrasi Yahudi di Madinah. Sifat buruk Yahudi sudah terjadi sebelum Rasulullah SAW diutus dan hijrah di Madinah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Karakter orang Yahudi yang suka memecah belah dan licik sudah dilakukan mereka ribuan tahun yang lalu tepatnya sebelum Islam datang. 

Ketika itu pada 492 Masehi Suku Aus dan Khazraj mendominasi Kota Yatsrib sekarang Madinah. Yakhsyallah Mansur dalam kitabnya Ash-Shuffah menuliskan, kedatangan dua suku ini jelas menyebabkan terjadinya transformasi ekonomi dan penduduk demi kepentingan bangsa Arab. Sehingga semakin hari, semakim bertambah jumlah mereka demikian juga dengan kekayaannya.  

Baca Juga

"Jelasnya perkembangan-perkembangan ini telah membuka peluang bagi mereka mendominasi Yatstrib yang selama ini dikuasai Yahudi," katanya.  

Yahudi berusaha mempertahankan kontrol mereka atas Yatsrib dengan cara memecah-belah kesatuan Suku Aus dan Suku Khazraj dan memprovokasi konflik di antara keduanya. 

Usaha mereka ini berhasil sehingga timbul permusuhan dan beberapa kali pertempuran yang sengit di antara dua belah pihak yang berlangsung dalam waktu cukup lama, lebih dari 120 tahun.   

"Pertempuran terakhir adalah Perang Buats yang terjadi 5 tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah," katanya. 

Pada perang ini, Suku Aus berhasil mengalahkan Suku Khazraj yang sebelumnya selalu mengalahkan mereka karena memiliki kekuatan yang lebih unggul. Kemenangan Suku Aus disebabkan mereka bersekutu dengan orang-orang Yahudi Bani Nadhir dan Bani Qainuqa.  

"Tetapi suku Aus menyadari bahaya yang datang setelah hancurnya Khazraj. Keadaan ini membuka peluang bagi bangsa Yahudi untuk menguasai Yatsrib," katanya. 

Karena alasan itu, suku Aus berusaha melakukan rekonsiliasi dengan suku Khazraj untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan di antara mereka. 

Bahkan kedua belah pihak sepakat untuk mengangkat salah seorang tokoh suku Khazraj yang bernama Abdullah bin Ubay bin Salul sebagai Raja Yatsrib karena dia dan keluarganya bersikap netral di tengah berkecamuknya Perang Bu'ats.  

"Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Arab mampu menjaga kekuatan dan supremasinya atas bangsa Yahudi setelah Perang Bu'ats," katanya. 

Suku Aus yang tinggal di Yatsrib terdiri dari 13 suku-suku kecil, yaitu Badi Abd al-Asyhal bin Jusyam, Bani Haritsah bin al-Harits, Bani Dhafar, Bani Khaim, Bani Amr bin Auf, Bani Yahjiba, Bani Muawiyah bin Malik, Bani as-Samiyyah, Bani Amr al Qais bin Malik, Bani Umaiyah bin Zaid, Bani Athiyyah bin Zaid, Bani Sa'ad bin Murrah, dan Bani Khatham bin Jusyam.  

Sedang Suku Khazraj terdiri dari 25 suku-suku kecil yaitu Bani al-Harits, Jusyam dan Zaid keturunan al-Harits, Bani Khadarah bin Auf, Bani Khathmah, Bani Salim, Bani Ghanim, Bani al-Haily, dan Bani Salamah bin Sa'ad. 

Selain itu pula ada Bani Siwar bin Ghanm, Bani Ubaid bin Adi, Bani Haram bin Ka'ab, Bani Naghishah, Bani Mury bin Ka'ab, Bani Bayadhah dan Zuraiq, Bani Habib bin Abd Haritsah, Bani Adzarah, Bani Jadza, Bani Zuraiq, Bani Malik bin Zaid, dan Bani Adzarah kelompok terkecil dari Bani Malik bin Adhab.  

Ada juga Bani Malik bin Adhab,Bani Saidah bin Ka'ab, Bani Amr dan Bani Tsa'labah, Bani Qusyaibah, Bani Abu Khuzaimah, kelompok Sa'ad bin Ubadah, sebagian Bani al-Harits bin al-Khazraj, Bani Wafsy dan Bani Amman, Bani Malik bin An-Najjar,Bani Ghunm bin Malik an-Najjar, Bani Maghalah, Bani Hudailah, Bani Mabdzul, Bani Adi bin an-Najjar, Bani Mazin bin an-Najjar, Bani Dinar bin an-Najjardan Bani asy-Syadhiyyah. 

Dari komposisi kedua suku di atas, tampak bahwa komunitas suku Khazraj lebih besar daripada Suku Aus. Maka wajar apabila mereka selalu menang dalam perang melawan Suku Aus kecuali dalam Perang Buats, perang terakhir di antara kedua suku tersebut sebelum Islam datang ke Kota Yatsrib. 

Suku-suku tersebut tinggal berpencar-pencar dan mayoritas berprofesi sebagai petani. Berbeda dengan bangsa Yahudi yang mayoritas berprofesi sebagai pedagang dan secara umum mereka lebih unggul dibanding bangsa Arab dalam percaturan ekonomi di Yatsrib.   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement