REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Dan Kami tumbuhkan pula pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun karena banyak sekali buahnya," (Qaf 50: 10).
Dari hutan hujan tropis yang rimbun hingga gurun pasir yang tandus, dari puncak gunung yang menjulang hingga pantai yang berkilauan, ada beragam spektrum tanaman yang diyakini berjumlah jutaan dalam kisaran 422 ribu spesies menurut para ilmuwan. Ahli botani telah lama terpesona oleh keragaman yang luar biasa selama berabad-abad dari kerajaan tumbuhan, yang meliputi pohon, tanaman berbunga, pakis, lumut, rumput laut, dan ganggang.
Keberagaman ini dijelaskan dalam Alquran sebagai berikut:
“Dan di bumi ini ada bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, dan pohon-pohon palem dan tanaman yang bercabang dan tidak bercabang, disiram dengan air yang sama. Kami melebih-lebihkan beberapa tanaman di atas yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir,” (Ar-Ra’d 13: 3-4).
Tumbuhan, pakaian bumi yang berwarna-warni, berperan penting dalam melestarikan kehidupan di dunia ini. Dengan menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen, pepohonan, yang menutupi sepertiga permukaan bumi, membantu mengelola iklim planet ini.
Selain itu, tumbuhan memberi manusia dan hewan makanan, obat-obatan, tempat tinggal, bahan bakar, dan pakaian. Tumbuhan juga berfungsi sebagai sumber keindahan dan dekorasi.
Penelitian botani oleh cendekiawan Muslim dapat ditelusuri kembali ke tahun kedua setelah Hijrah (abad ke-7 M) ketika minat berkembang menjadi aspek pengobatan dan pertanian dari kerajaan bunga. 'Ilm ul-nabaat atau ilmu tentang tanaman, tidak hanya mencakup studi ilmiah yang mengidentifikasi dan mengkarakterisasi tanaman, tetapi juga pelajaran spiritual dan moral yang diambil dari alam.