REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setiap orang berhak untuk memilih namanya masing-masing. Namun Rasulullah SAW menasihati umatnya ketika memilih nama anak-anaknya agar memilihkan nama-nama yang baik dan indah. Dalam hal pemilihan nama ini, Nabi SAW juga mengubah nama beberapa sahabatnya.
Dilansir di El-Masrawy, Kamis (24/3), terdapat sejumlah sahabat Nabi Muhammad SAW yang namanya diganti langsung oleh Rasulullah SAW.
Pertama, Hasan dan Husain
Sayyidina Ali bin Abi Thalib dahulu menginginkan anaknya diberi nama dengan nama Harb. Sayyidina Ali bin Abi Thalib ketika di hari kelahiran Hasan didatangi oleh Rasulullah SAW.
Beliau bertanya, "Dinamai apa anak ini?" Ali menjawab, "Harb." Kemudian Nabi berkata lagi, "Tidak. Namanya Hasan." Dan ketika hari kelahiran Al-Husain, Sayyidina Ali juga hendak menamai anaknya dengan nama Harb, namun kemudian Nabi Muhammad SAW menggantinya dengan nama Husain.
Kedua, Zaid Al-Khair
Zaid Al Khair atau Zaid bin Muhalhal, Abu Maknaf Al-Tai. Dia dikenal sebagai Zaid Al-Khail di era pra-Islam, dan ketika dia memeluk Islam, Nabi Muhammad SAW memanggilnya Zaid Al- Khair.
Saat itu Zaid datang menemui Nabi Muhammad SAW ke Madinah. Zaid merupakan salah satu orang Arab terkemuka di era pra-Islam atau era jahiliyah. Ketika sampai di Madinah, Nabi SAW menyambut dan memberkatinya.
Nabi kemudian berkhutbah di hadapan kaum Muslimin, dan Zaid merasa tergugah dengan kata-kata Nabi Muhammad SAW. Dan ketika hendak mengakhiri khutbahnya, Zaid berdiri di hadapan semua orang dengan suara nyaring, "Wahai Muhammad, saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan saya bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT."
Nabi Muhammad SAW kemudian bertanya kepada Nabi, "Siapa engkau?", Zaid menjawab, "Saya Zaid Al-Khail bin Muhalhal." Nabi pun kemudian berkata, "Tidak. Namamu adalah Zaid Al-Khair. Segala puji bagi Allah yang yang membawamu dari dataran dan gunungmu, dan melunakkan hatimu."
Ketiga, Safinah
Rasulullah SAW memiliki seorang Mawla dari kalangan Badui. Dikatakan bahwa namanya Mahran dan dikatakan pula bahwa dia adalah Rabah. Kemudian Nabi menamainya Safinah, sebab dia sedang dalam perjalanan dan setiap orang yang lelah melemparkan barang bawaannya ke atasnya, sehingga dia membawa banyak barang bawaan musafir.
Nabi berkata kepadanya, "Kamu adalah Safinah." Dan Safinah menceritakan asal mula penamaannya ini yakni ketika bersama Rasulullah SAW, bawaan mereka sangat membebani mereka.
Safinah turun dan berkata, "Lanjutkan di punggungku. Rasulullah SAW bersabda, 'Bawalah, karena kamu adalah sebuah kapal (Safinah) dan jika kamu membawa seekor unta dan dua unta pada hari itu, itu tidak akan terlalu berat bagiku,".
Keempat, Zainab binti Abi Salamah
Nabi SAW sering mengganti nama yang tidak disukai karena beberapa alasan, dan Zainab binti Abi Salamah disebut "Barra," yang berarti besar dari kebenaran. Dan nama Zainab adalah sebuah nama yang patut disyukuri.
Zainab meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengubah namanya menjadi Zainab, bersama dengan Zainab binti Jahsh juga.
Kelima, Jamilah binti Tsabit
Jamilah binti Tsabit merupakan putri Abu Al-Aflah Al-Ansari, dan istri dari Sayyidina Umar bin Khattab. Ibn al-Atheer meriwayatkan bahwa namanya Asiyah, dan ketika dia masuk Islam, Rasulullah memberinya nama dengan nama Jamilah.
Sumber: masrawy