REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asiah binti Muzahim dikenal sebagai istri Firaun yang paling dicintai. Berkat rasa kasih sayangnya yang dalam, Nabi Musa yang kala itu masih bayi dapat terselamatkan dari jeratan kematian yang ada di depan mata. Lantas benarkah Firaun begitu mencintai istrinya hingga mengabaikan semua hal?
Sebagaimana disebutkan dalam sejumlah kisah para Nabi, saat Firaun mendapatkan ramalan bahwa akan ada seorang anak laki-laki yang akan menghancurkan takhta dan tiraninya. Ia pun memerintahkan untuk membunuh semua bayi laki-laki yang lahir di Mesir.
Mengetahui hal itu, ibunda Nabi Musa yang bernama Maryam binti Imran dengan sedih hati menghanyutkan sebuah keranjang berisi Musa yang masih bayi ke Sungai Nil. Siapa sangka keranjang tersebut justru dipungut oleh Asiah binti Muzahin.
Imad Al-Hilali dalam buku Ensiklopedia Wanita Alquran mengatakan, Asiah kemudian terpincut dengan bayi laki-laki yang ia temui di Sungai Nil dari belakang istananya. Ia kemudian mengabarkan hal itu kepada Firaun, suaminya. Meski Firaun menolak memberikan kesempatan hidup kepada si bayi, namun Asiah terus merayu Firaun untuk mengizinkan anak laki-laki itu menjadi anak angkat mereka.
Dengan cara itulah Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa AS. Berbicara mengenai Asiah binti Muzahim, sebetulnya ia merupakan orang yang beriman kepada Allah SWT dan dikenal sebagai seorang yang bertakwa. Namun karena rasa takut akan sikap tiran dan juga kufur yang dilakukan Firaun yang mengaku Tuhan, ia menyembunyikan keimanannya.
Lantas bagaimana cara Asiah menyembah Allah kala itu? Perlu diketahui bahwa Asiah menyembah Allah secara sembunyi-sembunyi, yang mana ia masih merupakan keturunan para Nabi dan sisa-sisa penganut ajaran Nabi Ibrahim.