Kaum Muslimin Jama’ah Juma’at yang dirahmati Allah,
Ketiga, adalah al-lafazhat yaitu ungkapan kata-kata. Dalam hadis riwayat imam At-Turmudzi, Rasulullah pernah ditanya tentang hal yang paling banyak memasukan manusia kedalam neraka, maka beliau menjawab mulut dan kemaluan.
Bahkan Muaz bin Jabal perbuatanya kepada Rasulullah, “ Ya Rasul apakah kita akan disiksa karena perkataan kita”, maka Rasulullah menegur Muaz; “bagaimana engkau ini wahai Ibnu Jabal,” manusia tidak akan dimasukan ke mereka kecuali karena apa yang dihasilkan oleh lisannya.
Cara menjaga al-lafazhat dengan mencegah keluarnya kata-kata atau ucapan dari yang tidak bermanfaat atau tidak bernilai. Misalnya dengan tidak berbicara kecuali dalam hal yang diharapkan bisa memberikan keuntungan dan tambahan menyangkut masalah keagamaan. Bila ingin berbicara hendaklah berfikir tentang adanya manfaat dan keuntungan dari yang diucapkan. Jika dia mampu melakukanny, maka akan mendatangkan keselamatan baginya. Seperti yang disabdakan Rasulullah :
مَـنْ صَـمَـتَ نَـجَـا.
Barang siapa diam niscaya dia selamat. (H.R. At-Turmudzi)
Uqbah bin Amir pernah berkata: “Ya Rasulullah apakah keselamatan itu ? Rasulullah menjawab;” tahanlah lisanmu, dan hendaklah rumahmu menyenangkanmu, dan menangislah karena kesalahanmu.
Keempat, al-khuthuwat yaitu langkah yang nyata untuk berbuat. Maka, cara mencegah langkah ini adalah dengan berkomitmen untuk tidak mengerakkan kaki menuju perbuatan tersebut.
Sebaliknya dia palingkan langkahnya kepada tempat yang diharapkan mendatangkan pahala dari Allah. Bilah langkah kakinya itu tidak mendatangkan pahala, maka dia akan mengurungkan langkahnya tersebut.