Pejuang kesetaraan
Dalam biografinya dikisahkan, setelah wafatnya Nabi SAW, baik Abu Bakar Siddiq RA dan Umar bin Khattab RA memberikan 12 ribu dirham kepada para istri Nabi. Namun dilaporkan juga Umar ingin memberikan Juwairiyah RA dan Safiyah RA masing-masing hanya 6.000 dirham saja. Juwayriyah menolak mengambil dan menyatakan Umar tidak menganggap mereka setara dengan “Ummul-Mukminin” lainnya. Akhirnya Umar memberi mereka juga 12 ribu dirham.
Ketaatan kepada Allah SWT dan Nabi
Beberapa orang mungkin memandang Juwayriyah dengan kecurigaan sebagai orang yang memiliki ambisi politik. Tapi kehidupan Juwayriyah sendiri dipenuhi dengan bukti pengabdiannya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya SAW. Juwayriyah menghabiskan sebagian besar waktunya dalam ibadah dan berdzikir.
Diriwayatkan bahwa, “Suatu pagi Rasulullah SAW meninggalkan kamarnya ketika dia sedang melakukan sholat subuh. Dia kembali pagi itu dan dia masih duduk di tempat yang sama. “Apakah kamu sudah duduk di tempat yang sama sejak aku meninggalkanmu?” tanya Nabi. 'Ya', jawabnya.”
Juwayriyah RA adalah seorang wanita kuat yang tahu harga dirinya. Dia mengutarakan pikirannya, membela rakyatnya, dan menolak diperlakukan dengan tidak adil. Tapi di atas semua itu, dia sangat berkomitmen dalam ibadahnya kepada Allah SWT. Juwayriyah adalah teladan kekuatan dan pengabdian yang bisa kita semua contoh.