Rabu 09 Mar 2022 01:40 WIB

Rusia dalam Catatan Sejarawan Muslim Ibnu Fadlan

Ahmed bin Fadlan adalah penulis sejarah Arab yang lahir pada akhir abad ke-9.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Umat Muslim berdoa di luar masjid ketika mereka merayakan Idul Adha, yang oleh umat Islam di Rusia disebut Kurban-Bairam di St.Petersburg, Rusia, Jumat pagi, 31 Juli 2020. Liburan Muslim utama, pada akhir haji haji ke Mekah , diamati di seluruh dunia oleh orang percaya dan memperingati janji Abraham untuk mengorbankan putranya sebagai tindakan kepatuhan kepada Allah.
Foto:

Bagi pembaca modern dan akademisi, gambaran yang ditulis Ibnu Fadlan tentang ritual Rus tidak memihak dan tampak tenang. Dia juga bersedia memuji kebajikan orang-orang yang dia temui. Hal ini menambah kredibilitas pada peristiwa mengerikan yang dia ceritakan.

Ibnu Fadlan pun menggambarkan daya tarik pria yang ditemuinya dan menulis, "Saya belum pernah melihat tubuh yang lebih sempurna dari mereka. Mereka seperti pohon palem."

Namun, betapapun terkesannya Ibnu Fadlan dengan fisik mereka, ada banyak hal yang membuat muak para pelancong Arab, tidak terkecuali kebiasaan kebersihan mereka. Mereka adalah makhluk Tuhan yang paling kotor. Termasuk tidak membersihkan diri setelah berhubungan seks.

Ibnu Fadlan sendiri telah memberi pengetahuan tentang banyak ritual. Meskipun beberapa ritual yang dipraktikkan oleh orang-orang yang ditemuinya bisa jadi merupakan tradisi yang dipinjam dari negara-negara tetangga di Asia Tengah daripada berasal dari Skandinavia. Salah satu ritual tersebut yaitu melakukan wudhu dengan semangkuk air bersama, di mana isi hidung dan tenggorokan orang sebelumnya akan dikosongkan.

Meski begitu, bagian yang paling menarik dalam kronik yang ditulis Ibnu Fadlan adalah penggambarannya tentang pemakaman seorang bangsawan Rus. Ibn Fadlan menulis, "Ketika seorang pria besar meninggal, anggota keluarganya berkata kepada budak perempuan dan budak laki-laki mudanya, 'Siapa di antara kamu yang akan mati bersamanya?' Salah satu dari mereka menjawab, 'Saya.'" Inilah ritual mengerikan dan berlarut-larut yang disaksikan langsung oleh Ibnu Fadlan dan dijelaskan olehnya tanpa sedikit pun emosi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement