Kamis 03 Mar 2022 15:30 WIB

Kesabaran Shudai Mendapat Hidangan Susu dari Allah SWT 

Allah memberikan hidangan susu untuk Shudai.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
 Kesabaran Shudai Mendapat Hidangan Susu dari Allah SWT. Foto:  Sahabat Nabi (Ilustrasi)
Foto: Republika
Kesabaran Shudai Mendapat Hidangan Susu dari Allah SWT. Foto: Sahabat Nabi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Shudai bin Ajlan adalah sahabat Rasulullah SAW dari suku Bahilah. Setelah masuk Islam, dia lebih dikenal dengan nama Abu Umamah Al-Bahili. 

Aan Wulandari dalam bukunya "Kisah Istimewa Asmaul Husna" mengatakan,  Shudai bin Ajlan banyak meriwayatkan hadits Rasulullah SAW Abu Umamah diutus oleh Rasulullah untuk berdakwah di kampung halamannya. Dia bertugas untuk menyeru ajaran tauhid kepada kaumnya, orang-orang yang masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan dirinya.

Baca Juga

Abu Umamah pun melaksanakan perintah Rasulullah .Dia pulang ke daerah asalnya. Ketika sampai dikampungnya, Abu Umamah dalam keadaan haus dan lapar. Saat itu, orang-orang tengah bersantap makan siang.

Namun, yang dimakan oleh mereka adalah makanan yang terbuat dari darah. "Kemarilah, makan bersama kami, orang-orang mempersilakan Abu Umamah untuk menikmati hidangan.

Abu Umamah menolak dan berkata bahwa dia datang untuk mengajarkan tauhid dan syariat Islam. Salah satunya adalah tidak boleh memakan makanan dari darah.

Tentu saja, orang-orang tidak suka mendengarnya. Mereka marah karena Abu Umamah telah meninggalkan agama nenek moyang.

Ketika Abu Umamah meminta sedikit air karena tenggorokannya yang sangat kering, orang-orang itu tidak mau memberinya.

"Tidak, kami akan membiarkan engkau mati kehausan," ujar mereka.

Abu Umamah pun meninggalkan orang-orang ini dalam keadaan haus dan lapar. Hatinya sangat sedih atasperlakukan kaumnya.

Cuaca sangat panas. Di sebuah tempat, Abu Umamah beristirahat. Dia menutupkan kain ke kepalanya, lalu tertidur.

Saat tidur, Abu Umamah bermimpi diberi minuman susu. Dia pun menerimanya dengan tenang dan meminumnya sampai puas, hingga hilang rasa lapar dan dahaganya. 

"Belum pernah Abu Umamah minum susu selezat ini," katanya.

Saat itu, kaum Bahilah menyesal telah memperlakukan Abu Umamah dengan kasar. Bagaimanapun, Abu Umamah adalah saudara mereka Bahkan, putra orang terhormat di kalangan mereka.

Orang-orang mencari Abu Umamah sambil membawa makanan dan minuman. Ketika bertemu dengan Abu Umamah, mereka kaget melihatnya.

Abu Umamah terlihat segar bugar. Dia berkata sudah tak membutuhkan makanan dan minuman lagi. Diperlihatkannya perutnya yang penuh. Allah telah memberinya makan dan minum, dari arah yang tak disangka-sangka.

Alhamdulillah, mendengar dan melihat bukti nyata ini, suku Bahilah percaya pada dakwah yang disampaikan oleh Abu Umamah. Mereka beriman pada Allah dan Rasul-Nya.

Aan Wulandari mengatakan kisah ini sesuai dengan nama Allah Adh-Dhaarru yang artinya yang pemberi kesukaran dan An-Naafi'u Maha Pemberi Manfaat. 

Dalam surah Al-Fatg ayat 11 yang artinya:

"....Maka siapakah yang dapat menghalangi kehendak Allah jika dia menghendaki bencana terhadap kamu atau jika dia menghendaki keuntungan bagimu."

Makna dari ayat itu Allah melimpahkan kesukaran dan memberi manfaat kepada siapa saja yang dikehendaki. Dia memberi hidayah kepada orang-orang yang ditandai, adapun orang lain dibiarkan dalam kesesatan tak ada orang yang bisa menghalangi kehendak-Nya.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement