Selasa 01 Mar 2022 14:34 WIB

Pemerintah Segera Terapkan Lockdown, Warga Hong Kong Diminta Tenang

Lam mengimbau masyarakat untuk tidak menjadi mangsa rumor.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Fernan Rahadi
Kompleks bangunan apartemen tua di distrik Jordan. Pemerintah Hong Kong berlakukan lockdown di distrik Jordan dan Yau Ma Tai, di kawasan padat penduduk, untuk menahan laju penyebaran Covid-19.
Foto: EPA-EFE/JEROME FAVRE
Kompleks bangunan apartemen tua di distrik Jordan. Pemerintah Hong Kong berlakukan lockdown di distrik Jordan dan Yau Ma Tai, di kawasan padat penduduk, untuk menahan laju penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG - Hong Kong dikabarkan akan memberlakukan kebijakan lockdown atau karantina wilayah menjelang tes Covid-19 wajib untuk 7,4 juta warganya. Kepanikan pun terjadi di masyarakat.

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam menyerukan warga untuk tetap tenang, Selasa (1/3). Ini diserukan ketika penduduk menyerbu supermarket hingga semua bahan pokok habis terjual dan ada laporan penimbunan barang-barang pokok tersebut.

Media lokal melaporkan tes Covid-19 akan dimulai setelah 17 Maret. Hal ini pun memicu kekhawatiran banyak orang akan dipaksa untuk mengisolasi diri di rumah dan harus berpisah dengan anggota keluarga jika mereka dites positif Covid.

Lam kemudian mengimbau masyarakat untuk tidak menjadi mangsa rumor dan menghindari ketakutan yang tidak perlu digoreng. Dia menegaskan pasokan makanan dan barang tetap normal.

 

"Masyarakat tidak perlu khawatir, harus tetap waspada dan memperhatikan informasi yang disebarluaskan oleh pemerintah agar tidak disesatkan oleh rumor yang tidak benar," kata Lam.

Para pejabat berencana untuk menguji 7,4 juta orang di kota itu tiga kali selama sembilan hari. Surat Kabar Sing Tao, mengutip sumber yang tidak disebutkan identitasnya mengatakan, pemerintah merekomendasikan agar orang-orang tinggal di rumah selama periode uji massal Covid-19.

Pengecualian akan dibuat bagi mereka yang hendak membeli makanan, mencari perawatan medis dan mempertahankan operasi sosial. Pasar saham Hong Kong akan terus beroperasi, kata surat kabar tersebut.

Lam sebelumnya mengatakan, dia tidak mempertimbangkan lockdown di seluruh kota. Hong Kong memang mengalami lonjakan infeksi virus corona sekitar 34 kali menjadi lebih dari 34 ribu kasus pada Senin. Kematian juga meningkat, sementara fasilitas untuk menyimpan jasad di rumah sakit dan kamar mayat umum berada pada kapasitas maksimum.

Hong Kong terus berpegang teguh pada kebijakan Covid "nol dinamis", sama seperti Cina daratan yang berupaya mengekang semua wabah dengan cara apa pun. Wilayah yang dikuasai Cina ini telah menerapkan tindakan terkeras sejak dimulainya pandemi pada 2020.

Aturan tersebut telah memperburuk kekhawatiran para keluarga berpisah dengan anggota keluarganya. Hingga kini banyak laporan orang-orang yang ke luar negeri sebelum skema pengujian massal.

Pemerintah Hong Kong juga berencana membangun puluhan ribu pusat isolasi. Pada Senin (28/2), Lam memeriksa pusat isolasi yang dibangun di Cina daratan. Dia mengatakan bahwa tim telah berpacu melawan waktu untuk menciptakan keajaiban dalam industri konstruksi kota.

 

"Fasilitas Tsing Yi, yang terletak di barat laut kota, akan menyediakan sekitar 3.900 kamar untuk orang yang terinfeksi dengan gejala ringan atau tanpa gejala dan orang lain yang perlu diisolasi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement