Sabtu 26 Feb 2022 13:19 WIB

Sekelumit Kisah Isra Miraj yang Dialami Nabi Muhammad

Nabi Muhammad mengalami peristiwa isra miraj.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Sekelumit Kisah Isra Miraj yang Dialami Nabi Muhammad. Foto:  Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: Republika
Sekelumit Kisah Isra Miraj yang Dialami Nabi Muhammad. Foto: Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pimpinan Pesantren Al Furqon Al Islami Gresik, Ustadz Abu Ubaidah Yusuf mengungkapkan, Sesungguhnya hadits-hadits tentang isra miraj diriwayatkan oleh banyak sahabat dan dibukukan oleh para ulama ahli hadits, tafsir, dan tarikh dalam kitab-kitab mereka. 

"Tidak ada satu riwayat yang komplit menceritakan semua peristiwa secara terperinci, tetapi bertebaran dalam beberapa riwayat. Namun, kita cukupkan di sini sebuah riwayat yang shahih, yang disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang kami nilai paling mencakup banyak peristiwa walaupun tidak seluruhnya," kata Ustadz yang juga menjadi Pendakwah dan Penulis ini.

Baca Juga

Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu menceritakan: Suatu kali Abu Dzar Radhiyallahu Anhu menyampaikan sebuah hadits bahwasanya Rasulullah ﷺ berkata:

“Suatu ketika atap tempat tinggalku di Makkah terbuka lalu turunlah Jibril Alaihissallam. Dia membelah dadaku dan mencucinya dengan air Zamzam. Kemudian dia membawa sebuah mangkuk besar dari emas, penuh dengan hikmah dan iman lalu menumpahkannya ke dalam dadaku. Setelah itu, dia menutupnya kembali. 

Lalu dibawakan ke hadapanku seekor Buraq, lebih besar daripada keledai tetapi lebih kecil daripada bagal (peranakan kuda dengan keledai). Dia (buraq tersebut) melangkahkan kakinya sejauh mata memandang. Aku mengendarainya hingga tiba di Baitul Maqdis. Kemudian aku menambatkannya di tempat para nabi menambatkan kendaraan mereka. Aku memasuki masjid dan shalat dua raka’at. Setelah selesai, aku keluar. Tiba-tiba, Jibril Alaihissallam datang membawa semangkuk susu dan semangkuk khamar. Aku memilih susu. Jibril Alaihissallam berkata, “Engkau telah memilih fitrah.”

Kemudian dia menarik tanganku dan membawaku naik ke langit dunia. Ketika sampai di langit dunia, Jibril Alaihissallam berkata kepada penjaganya, “Bukalah!” Penjaga itu berkata, “Siapa ini?” “Jibril.” Penjaga itu bertanya lagi, “Siapa yang bersamamu?” Jibril Alaihissallam menjawab, “Muhammad ﷺ.” Penjaga itu bertanya lagi, “Apakah dia sudah diutus?” Kata Jibril Alaihissallam, “Ya.”

Setelah pintu itu dibuka, kami naik ke langit dunia dan di sana telah ada seseorang yang sedang duduk. Di sebelah kanan dan kirinya ada bayangan sosok hitam-hitam. Jika menoleh ke kanan, dia tertawa, tetapi jika menengok ke kiri, dia menangis. Kemudian dia berkata, “Selamat datang nabi yang shalih dan putra yang shalih.”

Aku bertanya kepada Jibril Alaihissallam, “Siapa dia?” Jibril Alaihissallam menjawab, “Dia Adam. Adapun yang di sebelah kanan dan kirinya itu adalah roh anak-anak cucunya. Yang di sebelah kanan adalah ahlul jannah (penduduk surga), sedangkan yang di sebelah kiri adalah penduduk neraka. Kalau dia melihat ke kanan dia tertawa dan bila melihat ke kiri dia menangis.”

Nabi ﷺ naik melewati langit demi langit, bertemu dengan sejumlah nabi ’alaihimushshalatu wassalam. Di langit ke-2, beliau bertemu dengan Nabi Yahya Alaihissallam dan Isa Alaihissallam, di langit ke-3 dengan Nabi Yusuf Alaihissallam, di langit ke-4 dengan Nabi Idris Alaihissallam, di langit ke-5 dengan Nabi Harun Alaihissallam, dan di langit ke-6 dengan Nabi Musa Alaihissallam. Di langit ke-7, Nabi ﷺ bertemu dengan Nabi Ibrahim Alaihissallam yang bersandar di Baitul Ma’mur yang setiap harinya sekitar 70 ribu malaikat memasukinya. Bila mereka keluar darinya, maka tidak akan masuk lagi selamanya. 

Setelah itu beliau dibawa ke Sidratul Muntaha yang tak satu pun makhluk Allah Subhanahu wa Ta'ala dapat menerangkan keindahannya. Sesampainya di Sidratul Muntaha, Allah Subhanahu wa Ta'ala mewahyukan kepada Rasulullah ﷺ apa yang Dia kehendaki. Kemudian menetapkan kewajiban shalat lima puluh kali sehari semalam.

Setelah menerima perintah ini, beliau kembali turun. Di langit ke-6, beliau bertemu dengan Nabi Musa Alaihissallam. Nabi Musa Alaihissallam dan bertanya, “Apa yang Allah Subhanahu wa Ta'ala perintahkan atas umatmu?” Nabi ﷺ mengatakan, “Lima puluh kali shalat.” Nabi Musa Alaihissallam menyarankan, “Kembalilah, mintalah keringanan! Karena umatmu tidak akan sanggup. Aku sudah pernah menguji Bani Israil.”

Nabi Muhammad ﷺ kembali menghadap Allah Subhanahu wa Ta'ala dan meminta keringanan hingga beberapa kali. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala menyatakan, “Wahai Muhammad. Itulah lima shalat fardhu sehari semalam, masing-masing shalat pahalanya sepuluh kali lipat, maka sama dengan lima puluh kali shalat. Siapa yang berniat mengerjakan kebaikan namun tidak mengerjakannya, ditulis untuknya satu kebaikan. Bila dia kerjakan, ditulis untuknya sepuluh kebaikan. Sebaliknya, siapa yang berniat mengerjakan kejelekan dan tidak dikerjakannya, maka tidak dicatat. Bila dia kerjakan maka ditulis satu kejelekan.”

"Demikian sekelumit kisah isra‘ mi’raj Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Selengkapnya tentu dapat dirujuk dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim serta kitab-kitab hadits lainnya," kata Ustadz Abu Ubaidah Yusuf.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement