REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO—Dalam sebuah diskusi daring, Guru Besar Hukum Islam Universitas Al-Azhar Mesir, Syekh Mabrouk Attia ditanya seseorang yang mengaku sering diganggu setan di rumahnya.
Setan disebut sering mengganggu keluarga dalam rumah tersebut dan meminta solusinya.
Syekh Mabrouk Attia mengatakan sering kali manusia menyalahkan bencana atau kesulitan yang dihadapi kepada setan. Padahal tipu daya setan itu lemah dan lebih sering musibah atau kesulitan datang karena ulah manusia sendiri.
“Tuhan telah membimbing kita ke jalan-Nya yang lurus, dan ketika seseorang menikah, hidupnya seharusnya berubah 180 derajat, dari kesepian menjadi kebersamaan, dari sempit menjadi lapang, dan dari kekhawatiran dan kesusahan menjadi lenyapnya kekhawatiran dan kesedihan,” katanya dilansir dari Masrawy, Senin (21/2/2022).
Attia mengingatkan tentang anjuran untuk mengingat Tuhan saat makan, agar Setan tidak makan bersama. Menurutnya, anjuran itu adalah metafora pada makan tanpa berkah yang membuat orang-orang bertengkar karena alasan sepele, seperti kekurangan garam dan lainnya.
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mensyukuri semua nikmat yang ada dari kecil sampai yang dirasa paling besar. Dengan bersyukur, aktivitas makan akan menjadi berkah dan terhindar dari prilaku-prilaku setan.
Dalam suatu hadist disebutkan bahwa Nabi menganjurkan agar seorang Muslim tidak mencela makanannya. Dari Jabir RA, bahwa Nabi SAW bersabda:
أن النبي صلى الله عليه وسلم سال أهله الأدم فقالوا: ما عندنا إلا خل فدعا به فجعل يأكل ويقول: نعم الأدم الخل نعم الأدم الخل
“Bahwasanya Nabi SAW meminta kepada istri beliau lauk. Lalu mereka menjawab, “Kami tidak punya lauk kecuali cuka.” Kemudian beliau memintanya dan memakannya (bersama roti) dan bersabda, “Sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka.'” (HR Muslim)
Selain menasihati agar mengingat Tuhan ketika makan dan minum. Dia juga mengingatkan pentingnya mengingat Allah dalam berbagai urusan lain dalam setiap aktivitas.
Sumber: masrawy