Senin 21 Feb 2022 10:31 WIB

Nama Lain Surat Al-Isra Menurut Buya Hamka

Buya Hamka menjelaskan soal nama lain surat Al-Isra.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
 Nama Lain Surah Al-Isra Menurut Prof Hamka. Foto:  Alquran (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Nama Lain Surah Al-Isra Menurut Prof Hamka. Foto: Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Al-Isra merupakan surat yang ke 17 yang artinya berjalan malam. Prof Dr Buya Hamka mengatakan, kenapa dikatakan perjalanan malam, karena ayatnya, yang pertama menerangkan Maha Sucinya Allah, Tuhan Seru Sekalian Alam dan Maha Kuasanya, karena telah memperjalankan hambaNya, yaitu Nabi Muhammad SAW di malam hari dari Masjidil-Haram yang berada di Makkah itu menuju Masjid al-Aqsha.

"Padahal jarak di antara kedua mesjid itu, atau jarak di antara Tanah Hejaz dengan Tanah Palestina adalah jauh," tulis Prof Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar.

Baca Juga

Al-Aqsha artinya ialah jauh! Di samping bernama al-lsra', surat ini pun diberi nama juga Surat Bani Israil. Sekali baca dapat kita merasakan bahwa bacaan al-lsra' dengan Bani Israil adalah berdekatan. 

"Sebab itu orang membacanya pun kadang-kadang hampir bersamaan saja," katanya.

Selain diberi nama Surat Bani Israil karena dari ayat 2 sampai 8 ada diterangkan tentang suka-duka yang ditempuh oleh Bani Israil sejak mereka di bawah pimpinan dan bimbingan Nabi Musa membebaskan diri dari penindasan Fir'aun di Mesir, sampai naik bintangnya dan sampai pula mereka jatuh, sampai dua kali, karena ajaran Nabi Musa itu tidak mereka pegang lagi. 

Sesudah menerangkan sepintas lalu, tetapi secara mendalam tentang sebab-sebab kejatuhan Bani Israil itu, untuk menjadi pengajaran, baik bagi keturunan Bani Israil yang hidup di Madinah ketika ayat diturunkan, atau bagi Ummat Muhammad buat segala zaman untuk dijadikan kaca perbandingan.

"Maka berturutlah datang ayat-ayat memberikan tuntunan tentang akidah, pegangan kepercayaan dan budi pekerti yang harus ditegakkan, supaya hidup manusia selamat, baik dalam hubungannya dengan Allah atau dalam hubungannya sesama manusia," katanya.

Sementara dari ayat 22 sampai ayat 38 kita diberi tuntunan budi pekerti yang akan dijadikan pegangan hidup itu, sejak dari Tauhid mengesakan Allah, sampai sikap hormat khidmat kepada ibu-bapa, sampai juga kepada sikap hidup dengan sesama manusia. Dari ayat 61 sampai 65, sebagai terdapat pada beberapa surat yang lain, dilukiskanlah permulaan pertentangan di antara nenek-moyang manusia pertama, Adam dan Hawa dengan Iblis, sampai Adam dapat diperdayakan, sampai Adam dan Hawa dan lblis itu pun disuruh keluar dari dalam syurga.

"Dan setelah keluar dari dalam syurga, Adam dan keturunannya disuruh berdiam di muka bumi ini sampai kepada suatu masa yang telah ditentukan," katanya.

Dan Tuhan pun menjanjikan, bahwa selama manusia itu masih memegang teguh petunjuk-petunjuk yang didatangkan oleh Tuhan, manusia itu akan selamat. Kemudian itu diterangkan pula bahwa Iblis seketika akan dikeluarkan itu meminta kepada Allah agar diberi kesempatan memperdayakan manusia itu, sehingga ajaran Syaitanlah yang berpengaruh dan manusia itu jadi tersesat. 

Diterangkan di sana bahwa Tuhan memberikan kesempatan itu kepada Iblis, dengan peringatan bahwasanya 'IBAADI, artinya HambaKu Yang Sejati, yang selalu menyadari bahwa Akulah Tuhan, tidaklah akan dapat engkau perdayakan, tidaklah akan dapat engkau kuasai (ayat 65). 

Setelah membuat umpama dari hal kehidupan manusia itu dengan bahtera (kapal) yang belayar mengharung lautan besar, maka pada ayat 70 disadarkanlah manusia oleh Tuhan bahwa manusia itu diberiNya kemuliaan dalam dunia.

"Ditanggung hidupnya di darat dan di laut, dijamin rezekinya dan dilebihkan dia daripada makhluk yang lain," katanya.

Sesudah itu diteruskanlah ayat-ayat tuntunan bagi Nabi Muhammad SAW sendiri bagaimana caranya dia memperkuat peribadinya menyampaikan da'wah, supaya dia tetap hati, jalan yang lurus, jangan perduli akan bujukan mereka, meskipun; antara itu dia akan diusir dari negerinya (kemudian ternyata beliau hijrah juga ke Madinah). Disuruh dia selalu beribadat, tegakkan sembahyang, lakukan shalat tahajjud tengah malam, karena dengan demikian martabat beliau akan lebih ditinggikan; masuk dengan benar, keluar pun dengan benar, dan kekuasaan akan langsung diterima dari Allah. 

"Dan Alquran adalah obat. Semuanya itu adalah teladan bagi ummatnya dalam terus menegakkan da'wah bagi agama ini; selama dunia masih terkembang dan manusia masih mendiami bumi ini," katanya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement