Rabu 16 Feb 2022 16:28 WIB

Awal Mula Peradaban Islam Mengadopsi Kertas

Abbasiyah menyadari betapa revolusionernya penemuan yang dirintis peradaban Cina.

Pembuatan kertas tempo dulu (ilustrasi).
Foto:

Memang, masyarakat yang menghuni Asia Tengah sudah membuat dan memakai kertas sejak ratusan tahun sebelum perang itu terjadi. Bagaimanapun, kontak budaya dengan Islam membuat teknologi pembuatan kertas itu lebih dikenal secara mondial.

Sejak zaman Abbasiyah, makin banyak pabrik kertas didirikan di berbagai kawasan dunia Islam. Dan, ratusan tahun berikutnya, masyarakat Eropa pun mengetahui kertas melalui kontak budaya dengan peradaban Islam, terutama di Andalusia (Spanyol). 

Menjelang abad kedelapan, tokotoko kertas menjamur di Baghdad, ibu kota Kekhilafahan Abbasiyah. Seturut dengan itu, gerakan literasi pun semakin berkembang pesat. Teks-teks yang sebelumnya tercatat dalam berbagai medium—seperti gulungan papirus, permukaan batu, atau kulit hewan—kini disalin ulang pada kertas.

Secara otomatis, makin banyak perpustakaan di kota berjulukan seribu satu malam itu. Akhirnya, Baghdad kian solid sebagai kota kosmopolitan, tempat kejayaan Islam berpadu dengan keunggulan sains dan teknologi.

Pada periode awal, sempat ada beberapa kendala dalam menyebarluaskan teknik pembuatan kertas ke seluruh dunia Islam. Misalnya, tidak semua daerah Muslimin banyak ditumbuhi pohon murbai (mulberry) atau cendana (sandalwood). Para ilmuwan Muslim pun memutar otak. Sebuah terobosan lain akhirnya tercipta. Mereka mengganti kulit pohon murbai dengan pohon linen, kapas, dan serat kayu yang ketebalannya kira-kira sama.

Inovasi lainnya berkaitan dengan proses fermentasi untuk mempercepat pemotongan linen dan serat. Para teknisi Muslim masa itu menambahkan pemutih atau bahan kimiawi lainnya sehingga permukaan kertas yang diperoleh menjadi lebih bersih.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement