Ahad 13 Feb 2022 17:24 WIB

Awal Kemunculan Dinasti Seljuk

Kalangan elite Arab di Baghdad senang merekrut pengawal pribadi.

Sultan Alp Arslan memimpin bala tentara Seljuk melawan pasukan Salib.
Foto:

Lama-kelamaan, para prajurit Turki itu mengalami mobilitas vertikal. Beberapa dari mereka menempati posisi penting di Abbasiyah, semisal jenderal atau penasihat khalifah. Ada pula kaum wanitanya yang menjadi istri-istri khalifah. Alhasil, putra-putranya merasa tak ubahnya pangeran istana.

 

Kaum Turki pernah sangat menguasai perpolitikan Abbasiyah pada periode yang disebut sejarawan sebagai Anarki di Samarra. Untuk memfasilitasi orang-orang Turki, Abbasiyah bahkan memindahkan ibu kota dari Baghdad ke Samarra. Para khalifah sejak al-Muntashir (861-862) hingga al-Muhtadi (869-870) hanyalah boneka dari faksi-faksi Turki yang saling berebut pengaruh.

Pesisir timur Laut Kaspia menjadi tempat suku bangsa Turki Oghuz berasal. Salah satu klan terkemuka dari sana ialah Qiniq. Sejak pertengahan abad ke- 10, pemuka Qiniq berhasil mempersatukan orang- orang Turki Oghuz secara politik. Pada 1037 M, seorang lelaki yang visioner memimpin mereka.Dialah Abu Thalib Muhammad Tughril.

Seiring dengan popularitasnya di tengah komunitas Turki, tokoh kelahiran 990 M itu pun kian dikenal oleh kaum elite Abbasiyah, termasuk mereka yang berhaluan Sunni. Mereka dipersatukan visi yang sama, yakni ingin menjungkalkan pengaruh Bani Buwaihi dari Baghdad. Oleh rekan dan pengikutnya, Tughril dijuluki sebagai pemimpin (bey).

Bersama dengan saudaranya, Abu Sulaiman Dawud Chagri, Tughril sukses memimpin pasukan untuk merebut kembali Baghdad dari tangan Buwaihi pada 1055 M. Sejak saat itu, orang-orang Syiah tidak lagi menguasai jantung pemerintahan Abbasiyah. Kekhalifahan pun kembali ke tangan Sunni.

Kemenangannya mengawali berdirinya Bani Seljuk. Nama itu diambil dari kakek buyut Tughril, Saljuk. Secara de jure, Dinasti Seljuk adalah negara vasal terhadap Kekhalifahan Abbasiyah. Akan tetapi, posisi politik para khalifah di Baghdad secara de factomasih saja tidak berdaya, sebagaimana pada masa Buwaihi sebelumnya.Kalaupun dianggap berpengaruh, raja Abbasiyah hanya dipatuhi masyarakat sekitaran Baghdad.

Dengan demikian, Bani Seljuk lebih berkuasa ketimbang khalifah. Tughril memerintah dari kota Nishapur (1037-1043), Ray (1043-1051), dan kemudian Isfahan. Ia tutup usia pada tahun 1062.Penguasa Seljuk berikutnya merupakan keponakannya sendiri, yakni Muhammad.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement