Senin 07 Feb 2022 16:37 WIB

Tapak Sejarah Islam di Swiss

Pada paruh kedua abad ke-20, Islam mengalami perkembangan pesat di Swiss.

 Seorang anggota staf Masjid memasang tanda untuk jarak sosial di lantai di depan Masjid Jenewa, juga dikenal sebagai Masjid Petit-Saconnex, untuk sholat pertama setelah pembukaan kembali Masjid di Jenewa, Swiss, 01 Juni 2020. Tapak Sejarah Islam di Swiss
Foto:

Stereotipe ini kemudian terbawa di dunia politik Swiss ketika para politisi mendiskreditkan kaum Muslim karena agama yang dianutnya dan karena berita negatif dari media. Islamofobia, dengan demikian, adalah tantangan yang harus dihadapi oleh Muslim Swiss, sebagaimana juga terjadi di negara-negara Eropa lainnya.

Per tahun 2017, data menunjukkan bahwa 12 persen dari umat Islam Swiss telah menjadi warga negara Swiss. Mereka berasal dari etnik dan negara yang berbeda, dengan sebagian besar merupakan keturunan Balkan dan Turki.

Namun, di beberapa wilayah di Swiss, proses umat Muslim untuk menjadi warga negara Swiss tidak selalu mudah. Islamofobia, salah satunya dengan mengaitkan masalah-masalah yang melibatkan sejumlah kecil umat Islam kepada seluruh komunitas umat Islam Swiss, telah membuat pengajuan kewarganegaraan Swiss oleh individu Muslim, terutama keturunan Turki dan Albania, menjadi terhambat.

Namun, sebuah survei yang diadakan sebuah lembaga Jerman, Bertelsmann Foundation, pada 2017 menunjukkan bahwa secara umum ada tren positif yang berkenaan dengan integrasi komunitas Muslim dengan masyarakat Swiss. Lembaga itu membandingkan keadaan Muslim di lima negara maju Eropa, yakni Swiss, Jerman, Prancis, Austria dan Inggris. Variabel yang diamati adalah kemampuan bahasa, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi sosial umat Islam di negara-negara tersebut.

Salah satu data menarik yang diperoleh adalah bahwa 98 persen Muslim Swiss merasa punya ikatan dengan Swiss. Ini kemudian berdampak positif pada pekerjaan, karena Muslim Swiss bisa mendapatkan tempat yang cukup baik di bursa kerja di negara itu serta jauh dari diskriminasi untuk mendapatkan pekerjaan lantaran latar belakang agama dan etnisnya. Yang tak kalah pentingnya ialah bahwa baik umat Islam Swiss, maupun warga Swiss pada umumnya, bisa saling menerima kehadiran masing-masing sebagai tetangga. Ini merupakan modal baik dalam merekatkan hubungan antara kedua komunitas dan semakin menguatkan integrasi Muslim Swiss ke dalam masyarakat Swiss.

Sumber: Majalah SM Edisi 21 Tahun 2020

Link artikel asli

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement