Senin 07 Feb 2022 16:37 WIB

Tapak Sejarah Islam di Swiss

Pada paruh kedua abad ke-20, Islam mengalami perkembangan pesat di Swiss.

 Seorang anggota staf Masjid memasang tanda untuk jarak sosial di lantai di depan Masjid Jenewa, juga dikenal sebagai Masjid Petit-Saconnex, untuk sholat pertama setelah pembukaan kembali Masjid di Jenewa, Swiss, 01 Juni 2020. Tapak Sejarah Islam di Swiss
Foto:

Pada tahun 1980 terdapat lebih dari 56.000 Muslim. Sebelas tahun kemudian, jumlahnya meningkat menjadi sekitar 135.000 jiwa. Pada tahun 2005, dari 7,4 juta penduduk Swiss, 330.000 di antaranya beragama Islam.

Muslim di Swiss berdomisili di kota-kota besar seperti Zürich, Jenewa, Bern dan Basel. Terjadi pengelompokan berdasarkan asal negara.

Imigran Muslim dari Turki dan negara bekas Yugoslavia cenderung terkonsentrasi di wilayah utara Swiss yang menggunakan bahasa Jerman sebagai bahasa pengantarnya. Adapun imigran asal Afrika Utara, yang lebih familiar dengan bahasa Prancis, memilih tinggal di wilayah Swiss yang berbahasa Prancis, misalnya di Jenewa dan Vaud.

Belakangan ini, sejumlah tantangan harus dihadapi oleh umat Islam Swiss. Pada 2009, ada larangan mendirikan menara masjid di Swiss.

Mendapatkan daging yang halal juga tidak mudah mengingat ada aturan untuk melakukan anestesi terhadap hewan sebelum disembelih. Alternatifnya adalah dengan membeli daging yang dipotong sesuai anjuran Islam di negara lain. Kendati begitu, umat Islam Swiss terus menyuarakan agar makanan halal disediakan di tempat-tempat umum.

Dalam beberapa hal, suasana di Dunia Islam yang memburuk turut memunculkan sentimen negatif serta dampak lanjutan yang lebih buruk kepada umat Islam di Swiss. Dua contohnya adalah Revolusi Iran (1978-1979) dan Perang Sipil Aljazair (1991-2002), yang kemudian ditampilkan secara negatif di media-media Swiss.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement