REPUBLIKA.CO.ID, ZUBALA -- Sejarah mencatat desa Zubala menjadi salah satu perhentian terpenting di jalur haji dan mempertahankan namanya hingga hari ini. Terletak 25 kilometer selatan provinsi Rafha di wilayah Perbatasan Utara, Zubala kaya dengan barang antik.
Tempat ini menjadi peristirahatan karena memiliko sumur terdalam diantara rute perjalanan haji. Sumur ini berbentuk persegi dan memiliki kedalaman 250 meter.
Zubala telah disebutkan oleh beberapa penjelajah Barat, seperti Huber, Musil dan Leachman, dan juga dipuji oleh sejumlah penyair. Ketua Klub Budaya Sastra di wilayah Perbatasan Utara, Majid Al-Mutlaq, mengatakan Zubala kaya akan peninggalan, terutama sumur berbentuk persegi yang diukir dengan cara yang unik.
Daerah ini juga memiliki istana bersejarah dan kota perumahan. Zubala juga terkenal dengan tiga kolamnya, Al-Shahouf, Umm Al-Assafeer dan Al-Shihiyat.
Peneliti sejarah Matar bin Ayed Al-Anzi mengatakan bahwa desa tersebut dinamai Zubala bin Al-Harith. Zubala telah digali secara arkeologis beberapa kali sejak 2015.
Otoritas Warisan terus menggali beberapa situs utama di desa, sesuai dengan metodologi baru yang sejalan dengan tujuan program Darb Zubaida. Rencana tersebut diluncurkan setelah ditemukannya peninggalan sejarah di barat laut desa tersebut.n