Sabtu 29 Jan 2022 21:51 WIB

Hikmah dari Kisah Sahabat Nabi

Ada dua kisah menakjubkan tentang hikmah dalam Islam

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto:

MEndengar hal itu, Suhayb menjawab, "Apa yang akan Anda katakan jika saya meninggalkan Anda kekayaan saya? Maukah Anda menyingkir dari saya?". Mendengar pernyataan tersebut, para musuh pun setuju.

Suhayb lantas menjelaskan sebuah tempat di rumahnya di Makkah, di mana dia meninggalkan uang. Dengan hal ini, para musuh mengizinkannya pergi sehingga Suhayb akhirnya berhasil sampai ke Madinah.

Nabi sangat senang melihat Suhayb dan berkata, “Transaksimu telah membuahkan hasil, wahai Abu Yahya. Transaksi Anda telah membuahkan hasil". Nabi mengulangi perkataan ini tiga kali.

Wajah Suhayb pun berseri-seri dengan kebahagiaan ketika dia berkata, “Demi Tuhan, tidak ada seorang pun yang datang sebelum saya kepada Anda, Rasulullah, dan hanya Jibril yang bisa memberi tahu Anda tentang hal ini".

Hakayatus Sahaba untuk para sahabat kekayaan mereka dan segala sesuatu yang lain tunduk pada Islam dan Nabi. Mereka mengorbankan harta duniawi mereka untuk Islam, yang pada kenyataannya adalah keuntungan nyata dalam hidup.

 

Kisah kedua datang dari Malik Bin Dinar dan pencurinya. Alkisah seorang pencuri memanjat tembok rumah Maalik Bin Dinar pada suatu malam dan dengan mudah berhasil masuk ke dalamnya. Begitu berada di dalam rumah, pencuri itu kecewa melihat tidak ada yang layak dicuri.

Malik kala itu sedang sibuk melaksanakan shalat. Menyadari dia tidak sendirian, dia segera mengakhiri doanya dan berbalik menghadap pencuri itu.

Tanpa menunjukkan tanda-tanda shock atau ketakutan, Maalik dengan tenang menyampaikan salam damai dan berkata, “Saudaraku, semoga Allah mengampunimu. Anda memasuki rumah saya dan tidak menemukan apa pun yang layak untuk diambil, namun saya tidak ingin Anda pergi tanpa mengambil sesuatu".

Dia lantas pergi ke ruangan lain dan kembali dengan kendi penuh air. Dia menatap mata pencuri itu dan berkata, “Berwudhulah dan lakukan dua rakaat, karena jika kamu melakukannya, kamu akan meninggalkan rumahku dengan harta yang lebih besar dari yang kamu cari sebelumnya".

Merasa direndahkan oleh perilaku dan kata-kata Maalik, pencuri itu berkata, "Ya, itu memang tawaran yang murah hati". Setelah berwudhu dan shalat dua rakaat, pencuri itu lantas berkata, “Wahai Malik, apakah Anda keberatan jika saya tinggal sebentar, karena saya ingin tinggal untuk shalat dua rakaat lagi?”. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement