Dari cerita semacam itu adalah bahwa pembunuhan berencana adalah dosa besar. Namun tidak seperti syirik, syirik dapat diampuni jika seseorang telah bertobat kepada Allah dan menebusnya dengan melakukan perbuatan baik dan besar.”
Dalam surat An-Nisa ayat 48 disebutkan, 4.An-Nisā : 48
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.
Namun menurut Ibnu Taimiyah pernah berkata, “Kami tidak diperbolehkan untuk membuat keputusan tentang seseorang terlepas dari besarnya dosa-dosanya bahwa dia pasti akan dikirim ke api neraka. Kami tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah itu berlaku khusus untuknya atau tidak. Karena takdir akhir setiap orang terikat oleh kondisi dan pengangkatan rintangan tertentu, ”
Pengetahuan seperti itu adalah eksklusif dari Allah, Yang Maha Mengetahui hal terlihat dan tidak. Kita tidak boleh menyombongkan diri atas penilaian seperti itu.n Ratna Ajeng Tejomukti
Ikuti Whatsapp Channel Republika
