Rabu 19 Jan 2022 19:03 WIB

Begini Adab Rasulullah SAW Saat tak Selera Terhadap Makanan

Rasulullah SAW tak pernah caci makanan saat tak menyukainya

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Makanan olahan (ilustrasi). Rasulullah SAW tak pernah caci makanan saat tak menyukainya.
Foto: Pxfuel
Makanan olahan (ilustrasi). Rasulullah SAW tak pernah caci makanan saat tak menyukainya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Terkadang kita tidak selera dengan makanan atau menu tertentu. Dalam kondisi ini, biasanya disikapi dengan mengeluh atau bahkan mencaci makanan tersebut.

Padahal, Rasulullah  ﷺ tidak pernah mencela makanan apapun yang dihidangkan kepada beliau. Jika menyukai suatu makanan, maka Nabi Muhammad  ﷺ akan segera memakannya.

Baca Juga

Syekh Izzuddin bin Abdussalam dalam kitab Syajaratul Maarif menjelaskan mengenai perkara dan adab yang dilakukan Rasulullah  ﷺ saat tidak menyukai suatu makanan.

Jika tidak menyukai makanan, Nabi ﷺ biasanya akan meninggalkan (tidak memakannya). Hal ini sebagaimana yang pernah terjadi saat Rasulullah ﷺdihidangkan kadal gurun atau biawak. 

 عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ الْوَلِيدِ قَالَ أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِضَبٍّ مَشْوِيٍّ فَأَهْوَى إِلَيْهِ لِيَأْكُلَ فَقِيلَ لَهُ إِنَّهُ ضَبٌّ فَأَمْسَكَ يَدَهُ فَقَالَ خَالِدٌ أَحَرَامٌ هُوَ قَالَ لَا وَلَكِنَّهُ لَا يَكُونُ بِأَرْضِ قَوْمِي فَأَجِدُنِي أَعَافُهُ فَأَكَلَ خَالِدٌ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْظُرُ 

Dari Ibnu Abbas dari Khalid bin Al Walid ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah diberi daging biawak yang terpanggang. Maka beliau pun berselera hendak memakannya, lalu dikatakanlah kepada beliau, "Itu adalah daging biawak."

Dengan segera beliau menahan tangannya kembali. Khalid bertanya, "Apakah daging itu adalah haram?" beliau bersabda: "Tidak, akan tetapi daging itu tidak ada di negeri kaumku." Beliau tidak melarang. Maka Khalid pun memakannya sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat.    

Dijelaskan bahwa mencela makanan termasuk perbuatan hina, hal itu karena dapat membuat orang-orang tidak mau memakannya dan mereka jijik pada makanan itu. Lebih-lebih mencela jamuan tamu, tentu lebih buruk lagi, sebab bisa membuat enggan tamu dan menyakiti hati tuan rumah.

Jika makanan itu membahayakan (merugikan kesehatan), maka orang yang memang melihat bahaya tersebut boleh menyebutkan bahayanya.

Baca juga: Mualaf Erik Riyanto, Kalimat Tahlil yang Getarkan Hati Sang Pemurtad

Selain adab Nabi ﷺ jika tidak menyukai makanan, Nabi ﷺ juga mengajarkan bagaimana adab menawarkan makanan kepada tamu. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Alquran Surat Adz Dzariyat ayat 27: 

فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ “Faqarrabahu ilaihim qaala ala ta’kulun.” Yang artinya, “Lalu dihidangkannya kepada mereka, ‘Silakan kamu makan’.” 

Syekh Izzuddin menjelaskan, menawari makanan itu menyenangkan tamu dan menghilangkan kecanggungan mereka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement