REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Abu Bakar Muhammad bin Zakaria bin Yahya Ar-Razi merupakan sosok gemilang dalam dunia Islam. Pemikirannya mengilhami banyak ulama dan juga ilmuwan di dunia ini.
Masa muda Ar-Razi dipenuhi dengan beragam kisah yang menarik. M Syarif dalam buku Para Filosof Muslim menjelaskan bahwa Ar-Razi tercatat pernah menjadi tukang intan, penukar uang, hingga pemain kecapi di masa mudanya.
Pada masa muda itulah di kemudian hari, Ar-Razi meninggalkan musik untuk mempelajari lebih dalam ilmu kimia. Menjelang usia 40 tahun, Ar-Razi kemudian meninggalkan kimia sebab matanya terserang penyakit akibat eksperimen yang dilakukannya yang menyebabkannya mencari dokter dan obat-obatan.
Itulah sebabnya sebagaimana dituturkan Al-Biruni, Baihaqi, dan lainnya) Ar-Razi mempelajari ilmu kedokteran dan obat-obatan. Ia sangat rajin belajar dan bekerja di siang dan malam hari. Gurunya dalam bidang ini adalah Ali bin Rabban At-Thabari yang merupakan seorang dokter dan filsuf.
Sosok Ar-Razi memang istimewa, di samping menguasi beragam ilmu seperti musik, kimia, dan kedokteran, dia juga mempelajari filsafat. Pada masa Khalifah Muktafi, Ar-Razi pergi ke Baghdad dan memimpin sebuah rumah sakit.
Waktu-waktu yang dilalui oleh Ar-Razi selalu digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Jika tidak bersama murid dan pasiennya, ia selalu menggunakan waktunya untuk menulis dan belajar. Inilah yang kelak di kemudian hari membuat penglihatannya berangsur-angsur melemah dan menyebabkan kebutaan.