Jumat 14 Jan 2022 06:15 WIB

Seorang Balita Meninggal, Kematian Pertama Akibat DBD di Sikka Tahun Ini

Anak yang mengalami demam harus segera dibawa ke pusat kesehatan.

Nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah. Seorang Balita Meninggal, Kematian Pertama Akibat DBD di Sikka Tahun Ini
Foto: EPA
Nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah. Seorang Balita Meninggal, Kematian Pertama Akibat DBD di Sikka Tahun Ini

REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Balita perempuan berumur empat tahun bernama Benedikta Naldiana More di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur meninggal dunia karena demam berdarah dengue. Kematiannya menjadi kasus pertama kematian akibat DBD pada 2022.

"Sakit hari Ahad siang, panas, lalu sampai hari Selasa sudah dingin (badannya). Selasa malam dia sakit tapi kami belum antar ke rumah sakit," kata Laurensius Dao, ayah dari balita yang akrab disapa Nadia itu dalam keterangan, Kamis (13/1/2022).

Baca Juga

Nadia telah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Dokter TC Hillers Maumere pada Rabu subuh. Saat diperiksa, Nadia dinyatakan positif terserang DBD.

Balita perempuan itu pun meninggal pada pukul 21.00 Wita di ruang ICU Rumah Sakit Umum Dokter TC Hillers Maumere. Sekretaris Dinas Kesehatan Sikka Clara Yosefina Francis mengatakan Nadia merupakan korban pertama akibat DBD dalam dua minggu pertama pada Januari 2022 di Kabupaten Sikka.

Saat ini terdapat 40 kasus positif DBD di Sikka pada awal Januari 2022. Jumlah itu naik dari 31 kasus pada periode yang sama di bulan Januari 2021.

Clara mengimbau masyarakat menjaga perilaku hidup bersih dan sehat yang dimulai dari lingkungan masing-masing. Dia juga meminta agar keluarga memerhatikan kondisi setiap anggota keluarga lainnya.

Jika ada yang mengalami gejala panas pada tubuhnya, terutama anak-anak, maka harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan baik Puskesmas, rumah sakit, maupun dokter praktik. Clara menyebut pertolongan harus segera diberikan jika tubuh mengalami gejala panas.

Apabila diperiksa dan dinyatakan waspada DBD, maka Puskesmas akan segera dihubungi dan tim turun untuk melakukan penyelidikan epidemiologi. "Sakit (panas) lalu tidak akses fasilitas kesehatan, itu yang bahaya. Jadi harus segera bawa untuk mendapatkan perawatan," kata Clara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement