Oleh : Ustadz Yendri Junaidi Lc MA, dosen STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang, alumni Al-Azhar Mesir
REPUBLIKA.CO.ID, —Di setiap generasi selalu ada alim dan cendekiawan Muslim yang memiliki pandangan-pandangan brilian, cerdas, dan melampaui zamannya, meski pandangan tersebut berbeda dengan pandangan kebanyakan ulama dan cendekiawan Muslim lain di masa itu.
Pandangan-pandangan brilian itu biasanya muncul dari tokoh-tokoh cendekiawan Muslim yang revolusioner dan berani. Karena, ketika pandangan yang dilontarkannya berbeda dengan pandangan mayoritas ulama dan ilmuwan lainnya, dia mesti siap untuk diserang dan dituduh macam-macam oleh orang-orang yang tidak siap menerima perbedaan, atau yang merasa posisinya ‘terusik’ dengan pandangan baru tersebut.
Diantara tokoh dan cendekiawan Muslim yang berani mengemukakan pandangan berbeda tapi mendalam itu, dan terbukti melampaui zamannya, adalah Imam Ibnu Khaldun yang lebih dikenal sebagai Bapak Sosiologi Islam. Dia memiliki banyak sekali pikiran-pikiran jenius, cerdas dan brilian yang dituangkannya dalam karya fenomenalnya, Al-Muqaddimah.
Di antara pandangannya yang berbeda dengan pandangan para ulama di masanya adalah pandangannya tentang prioritas pendidikan untuk anak. Apa sebenarnya yang mesti diutamakan dalam mendidik anak.
Mayoritas ulama di masa itu, begitu juga dengan masa-masa sebelumnya, menegaskan bahwa hal pertama yang mesti diajarkan pada seorang anak adalah istizhar atau menghafalkan Alquran.
Anak-anak di berbagai kuttab (sebuah lembaga pendidikan non formal setingkat SD saat ini) dihafalkan Alquran oleh sang guru dengan cara talqin (anak mengulang dan mengingat apa yang dibaca guru, meski ia tidak bisa membaca dan menulis). Artinya potensi yang sangat dibutuhkan dalam hal ini adalah daya ingat.
Sementara itu, Ibnu Khaldun berpandangan bahwa semestinya hal pertama yang mesti diprioritaskan dalam pendidikan anak bukanlah menghafal Alquran yang lebih mengandalkan daya ingat, melainkan sesuatu yang berfokus pada daya paham dan daya pikir.
Baca juga: Saat Tentara Salib Hancurkan Masjid Hingga Gereja di Alexandria Mesir
Menurutnya, akal seorang anak mesti disiapkan sejak dini untuk menyerap berbagai ilmu dan pengetahuan. Maka oleh karena itu, prioritas utama dalam pendidikan anak, menurut Ibnu Khaldun, bukanlah menghafal Alquran melainkan ilmu bahasa (dalam hal ini tentunya Bahasa Arab). Karena bahasa adalah alat untuk berpikir. Bahasa adalah media untuk mengantarkan substansi dan hakikat.