Kamis 13 Jan 2022 07:32 WIB

Hikmah di Balik Hukuman Berat Bagi Pembunuh Sadis dan Pengacau Keamanan

Islam memberikan hukuman berat bagi pembunuh sadis dan pengacau

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Pembunuhan (Ilustrasi). Islam memberikan hukuman berat bagi pembunuh sadis  dan pengacau
Foto:

Menurut jumhur, hukuman bunuh itu dilakukan terhadap pengganggu keamanan, perampokan dan semacamnya, yang disertai dengan pembunuhan, hukuman salib sampai mati dilakukan terhadap pengganggu keamanan yang disertai dengan pembunuhan dan perampasan harta, hukuman potong tangan bagi yang melakukan perampasan harta.  

Sedangkan hukuman terhadap pengganggu keamanan yang disertai ancaman dan menakut-nakuti adalah pembuangan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa hukuman pembuangan itu berarti hukuman penjara atau boleh diganti dengan penjara.  

Hukuman pada ayat ini ditetapkan sedemikian berat, karena dari segi gangguan keamanan yang dimaksud itu selain ditujukan kepada umum juga kerap kali mengakibatkan pembunuhan, perampasan, perusakan dan lain-lain.  

Oleh sebab itu kejahatan-kejahatan ini siapa pun tidak boleh diberi ampunan. Orang-orang yang mendapat hukuman sebagaimana dimaksud pada ayat ini selain dipandang hina di dunia, mereka di akhirat diancam dengan siksa yang amat besar.

Sementara itu, dalam kitab at Targhib wat Tarhib terdapat riwayat yang menjelaskan tentang sebab turunnya ayat 33 surat Al Maidah tersebut.

Dimana Rasulullah menghukum kaum Arinah dan Ukal yang membunuh penggembala unta dan mengambil milik penggembala itu. Lalu Rasulullah mengirim utusan untuk memberikan hukuman yang sangat berat bagi dua kaum itu. 

  قِيْلَ نَزَلَتْ فِى قَوْمٍ مِنْ عَرِيْنَةَ وَعُكَلٍ أَتَوْاالنَّبِىَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبَايَعُوْهُ عَلَى الْاِسْلَامِ وَهُوْكَذْبَةٌ .فَاسْتَوْخَمُواالْمَدِيْنَةَ فَبَعَثَهُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِلَى ابِلِ الصَّدَقَةِ لِيَشْرَبُوامِنْ أَلْبَابِهَافَارْتَدُّوْاوَقَتَلُواالرَّاعِىَ وَاسْتَاقُوْاالْاِبِلَ فَبَعَثَ النَّبِىُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ اِلَيْهِمْ مَنْ رَدَّهُمْ وَأَمَرَبِقَطْعِ أَيْدِيْهِمْ وَأَرْجُلِهِمْ وَكَحْلِ أَعْيُنِهِمْ بِمَسَامِيْرَمُحْمَاةٍ بِاالنَّارِوَطَرْحِهِمْ فِى الْحَرَّةِ يَسْتَسْقُوْنَ فَلَا يُسْقَوْنَ حَتَّى مَاتُوْا.

Dikatakan, “Ayat ini turun berkenaan dengan masalah kaum dari Arinah dan Ukal. Mereka datang kepada Nabi Muhammad ﷺ serta berbaiat kepada beliau masuk agama Islam. Ternyata mereka adalah para pendusta. Lalu mereka berdiam di Madinah. 

Rasulullah mengirim kepada kaum itu unta-unta dari zakat supaya mereka bisa minum dari susunya unta. Namun kaum-kaum itu murtad dan membunuh penggembala unta itu serta membawa untanya.  

 

Lalu Nabi Muhammad ﷺ mengutus seseorang yang dapat menghukum mereka. Beliau menyuruh memotong tangan serta kaki kaum Arinah dan Ukal, dan melukai semua mata mereka dengan paku yang dipanaskan dengan api, serta melempar mereka dalam terik panas hingga mereka minta minum tetapi mereka tidak diberi minum sampai mati." (terdapat juga dalam kitab Zawajir, hlm. 126, jilid 2).     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement