Rabu 12 Jan 2022 18:52 WIB

Anak Jadi Korban Perpeloncoan 'Lingkaran Setan', Orang Tua Lapor Polisi

Anggota Pramuka SMAN 1 Ciamis mengalami perpeloncoan oleh siswa senior.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Suasana SMAN 1 Ciamis, Kabupaten Ciamis, Rabu (12/1/2022).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Suasana SMAN 1 Ciamis, Kabupaten Ciamis, Rabu (12/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Seorang warga Kabupaten Ciamis, Aa Amay (51 tahun), melaporkan kasus dugaan perpeloncoan yang dialami anaknya saat mengikuti kegiatan Pramuka, ke Polres Ciamis, Rabu (12/1/2022). Anaknya dilaporkan mengalami luka-luka usai mengikuti kegiatan tersebut.

Ia menjelaskan, kegiatan itu dilakukan oleh para anggota Pramuka SMAN 1 Ciamis dalam rangka persiapan untuk menghadapi Hiking Rally Ciradyka yang rencananya akan digelar pada Februari 2022. "Jadi anak-anak latihan dulu," kata dia di Polres Ciamis, Rabu.

Baca Juga

Ia mendapati wajah anaknya luka-luka pada Ahad (9/1/2022). Sebelumnya, pada Sabtu (8/1/2022), anaknya memang izin untuk mengikuti latihan Pramuka di kosan salah satu alumni SMAN 1 Ciamis, yang berlokasi di Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.

Mamay menjelaskan, ketika itu, anaknya meminta tolong kepadanya untuk membawa temannya yang pingsan di kosan alumni tersebut. Mamay kemudian langsung berkoordinasi dengan sekolah untuk mengevakuasi siswa yang pingsan tersebut.

Menurut dia, berdasarkan keterangan anaknya, dalam latihan tersebut anak-anak kelas X disuruh membuat lingkaran, yang disebut "lingkaran setan". Setelah itu, mereka diperintahkan untuk saling menampar satu sama lain.

Selain itu, ia menambahkan, para siswa kelas X juga diminta saling baku hantam atas perintah seniornya. "Siapa yang masih kuat, dipukulin lagi oleh kelas XI dan XII yang jadi pembina. Anak saya kelihatan bibir sobek sama lebam di wajahnya," kata dia.

Mamay menyebut, kegiatan itu setidaknya diikuti oleh sekitar 75 orang siswa. Ia melaporkan kasus dugaan perpeloncoan itu juga mewakili 18 orang tua siswa lainnya.

"Terus terang, selaku orang tua saya merasa geram," kata dia.

Kepala Seksi (Kasi) Hubungan Masyarakat (Humas) Polres Ciamis, Iptu Magdalena, mengatakan, aparat kepolisian telah menerima laporan itu. Dari laporan yang masuk, terdapat tiga orang yang menjadi korban dugaan aksi perpeloncoan tersebut.

"Kami baru terima laporan, kemudian baru nanti akan lidik. Sejauh mana hasil penyelidikan penganiayaan, akan disampaikan kembali," kata dia.

Salah seorang siswa kelas XI SMAN 1 Ciamis mengakui adanya latihan Pramuka di kosan salah seorang alumni itu. Dalam kegiatan itu, siswa kelas X diminta membuat "lingkaran setan" untuk saling menampar untuk menentukan sosok yang akan menjadi pimpinan sangga (pinsa) Pramuka.

 

Menurut dia, kegiatan itu merupakan hasil keputusan bersama pengurus. "Memang itu tradisi kegiatan 'lingkaran setan', jadi mereka melingkar dan saling tampar. Memang sudah dari dulu seperti itu. Ada alumni juga," kata siswa berusia 17 tahun itu.

Ia mengatakan, "lingkaran setan" itu dilakukan untuk membentuk karakter para siswa kelas X. Ia pun mengaku pernah mengalaminya saat masih kelas X. Ketika ada siswa yang mengalami luka, J mengaku, pengurus langsung melakukan pertolongan pertama. Namun, ia tak menyangka kasus itu akan menjadi besar. "Saya juga menyesal dengan kejadian ini. Inginnya tradisi ini dihilangkan. Tapi memang berprosesnya lama," kata dia.

Wakil Kepala SMAN 1 Ciamis Bidang Kesiswaan, Iim Imansyah, mengaku pihak sekolah tidak tahu adanya kegiatan itu. Ia mengatakan, pekan lalu memang dilakukan kegiatan Pramuka di sekolah. Namun, kegiatan itu hanya berlangsung hingga Kamis (6/1/2022).

Ia menyebut, kegiatan itu berlangsung tanpa adanya izin dari sekolah. Sekolah baru tahu adanya kegiatan itu ketika ada laporan dari orang tua siswa pada Ahad pagi. "Saya baru dikasih tahu sama wakasek urusan humas pada Ahad sekitar pukul 10.00 WIB. Tenyata ada korban di kosan terluka parah. Kami langsung bawa ke rumah sakit," kata dia.

Menurut Iim, pihak sekolah sama sekali tak tahu adanya tradisi "lingkaran setan" dalam kegiatan Pramuka. Ia baru tahu setelah adanya kasus itu. "Saya di sini sudah mengajar 18 tahun tidak tahu ada kegiatan itu," ujar dia.

Untuk penanganannya, pihak sekolah akan terus berkoordinasi dengan orang tua juga Polres Ciamis. Sebab, kasus itu sudah dilaporkan kepada aparat kepolisian. Iim berharap, kasus itu dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Pihak sekolah juga akan mencari para alumni yang terlibat. Ia menambahkan, pihak sekolah sementara juga akan menghentikan seluruh kegiatan ekstrakurikuler yang ada. "Kami akan hentikan dulu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Diagendakan sekitar enam bulan," kata dia.

photo
Tips menggunakan toilet sekolah di masa pandemi. - (Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement