Demikianlah kisah Shuhaib, sahabat Nabi SAW yang paling menonjol sifat-sifatnya yang memiliki rasa pengorbanan batin yang besar. Ia mengorbankan hartanya karena agamanya. Ia melepaskan keyakinan palsu orang-orang Yunani dan menjadi seorang Muslim karena pilihan.
Shuhaib berhijrah dengan jiwanya sebelum hijrah dengan raganya. Dia ingin sekali menemani Nabi SAW meskipun belenggu penindasan menghalanginya. Shuhaib menjadi teladan bagaimana seorang Muslim seyogyanya mengevaluasi kembali pendekatan serta komitmen terhadap agama dan keyakinannya.
Shuhaib juga mengajarkan untuk perlunya menyatakan ketaatan penuh pada perintah Allah untuk membersihkan diri dari jebakan materi duniawi. Ia menjadi sosok yang memberikan teladan bagaimana ia merasakan makna hijrah yang sebenarnya dan membiarkan hatinya menuju jalan yang benar.