Suatu waktu, ia berupaya menolak tuduhan Quraisy dengan jalan bersilat lidah hingga ketika mereka lengah, ia naik ke punggung unta dan dipacunya hewan itu sekencang-kencangnya. Namun, Quraisy mengirim pemburu-pemburu mereka untuk menyusulnya dan usaha itu hampir berhasil.
Saat berhadapan dengan mereka, Shuhaib mengancam semua anak panah yang berada dalam kantongnya bisa menghabisi mereka, sebab ia adalah ahli panah yang mahir. Namun, Shuhaib juga menawarkan jika mereka setuju, ia akan menunjukkan tempat penyimpanan harta bendanya, asalkan membiarkannya pergi.
Pasukan Quraisy itu tertarik dengan tawaran terakhir itu dan setuju menerima hartanya sebagai imbalan dirinya. Mereka percaya pada perkataan Shuhaib lantaran tingginya kedudukan Shuhaib di mata mereka sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya.
Shuhaib pun melanjutkan perjalanan hijrahnya hingga akhirnya berhasil menyusul Rasulullah SAW di Quba. Ketika Rasulullah melihatnya, beliau menyambutnya dengan riang dan berkata, "Wahai Abu Yahya! Penjualan yang menguntungkan! Penjualan yang menguntungkan!"
Dan ketika itu, turunlah juga ayat: "Dan di antara manusia ada yang sedia menebus dirinya demi mengharapkan keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun terhadap hamba-hambaNya." (QS. Al-Baqarah: 207)