REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Umar bin Khattab ra, sahabat Rasulullah SAW yang memiliki karakter yang kuat dalam akidahnya. Maka dari itu ia sangat memikirkan akidah umat Islam, jangan sampai akidah mereka lemah.
"Oleh karena itu, pohon yang di bawahnya pernah dijadikan sebagai tempat Bai'atur Ridhwan dipotong atas perintahnya," tulis Syekh Maulana Muhammad Zakariya Al-Kandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Haji.
Padahal tempat Baiat ini sangat penting, namun demi mempertahankan akidah umat Islam, Khalifah Umar ibn Khathab menebang pohon tersebut. Begitu pentingnya tempat tersebut Allah SWT mengabadikannya di dalam Alquran surah Al-Fath ayat 18.
Di dalam surat tersebut Allah memberikan jaminan berupa ampunan kepada para sahabat di dalam Alquran dengan firman-Nya:
"Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu'min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon."
Umar ketika itu memerintahkan untuk memotong pohon itu setelah mengetahui bahwa orang-orang datang ke tempat itu untuk mengambil berkah.
Keteguhan Umar ibn Khathab juga terlihat kepada batu Hajar Aswad, ketika itu Umar ra. berpikir, karena orang-orang baru saja keluar dari menyembah berhala, jangan sampai mereka menganggap batu ini sebagai benda yang mirip berhala dan mereka menyembahnya.
Maka ia berkata sebagaimana disebutkan di atas untuk mengingatkan bahwa batu tersebut tidak perlu diagungkan, tetapi yang harus diagungkan adalah perintah Allah SWT.
"Jangan seperti orang musyrik yang menganggap bahwa batu ini mengandungi khasiat," katanya.
Begitu juga dinukilkan tentang perkataan Umar ra. tentang Baitullah, ia berkata. "Ini adalah rumah yang dibuat dari beberapa buah batu. Akan tetapi Allah SWT, menentukannya sebagai kiblat untuk kita supaya kita mengerjakan shalat ke arahnya selama kita hidup, dan setelah mati dibaringkan menghadap ke arahnya."