REPUBLIKA.CO.ID,
Doa dan Muhasabah Awal Tahun 2022
Oleh, Prof KH Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal
Ya Allah ya Hamid ya Syakur.
Puji syukur kami panjatkan kepada-Mu karena masih diberi kesempatan menjalani kehidupan di penghujung tahun 2021 dan memasuki tahun baru 2022. Hambamu memilih untuk bermunajat kepada-Mu seraya mensyukuri nikmat dan karunia-Mu yang tak terhingga kepada kami, sekaligus menyesali kekeliruan, kekhilafan, dan segala dosa yang pernah terjadi pada diri kami di masa lampau. Hamba-Mu berusaha belajar, bertekad, dan sekaligus berjaji di dalam diri kami untuk memanfaatkan sisa-sisa umur yang Engkau pinjamkan ini untuk menggunakannya seefektif mungkin melakukan kebajikan.
Ya Allah ya Bashir ya Gafur.
Inilah hamba-Mu yang bertambah panjang usianya dan bertambah banyak pula dosanya. Hamba-Mu sadar dosa-dosa kami besar tetapi ampunan-Mu jauh lebih besar. Tidak ada yang bisa mengampuni dosa yang besar kecuali Tuhan Yang Maha Besar.
Seiring pergantian tahun ini hamba-Mu datang menyeru-Mu walaupun berlumuran dosa dan maksiat. Hamba-Mu kini tertunduk malu di hadapan-Mu seraya memohon ampun, sekaligus menyerahkan diri sepenuhnya hanya kepada-Mu. Hamba-Mu memang berlumuran dosa tetapi kami tidak memiliki Tuhan selain Engkau. Hanya kepada-Mulah kami menyembah dan memohon pertolongan, Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in.
Ya Allah ya Sami’ ya Gaffar.
Siapa yang berbuat dosa dan siapa yang mengampuni dosa? Hamba-Mu yang paling banyak melakukan dosa dan Engkaulah yang paling banyak mengampuni dosa. Apakah akan Engkau hukum kami sementara tubuh kami sudah rebah bersujud dan beribadah kepada-Mu? Apakah akan Engkau bakar kami di dalam neraka sementara wajah kami dibasahi air mata tobat?
Masihkah Engkau membencikami sementara jiwa kami sudah diliputi rasa cinta teramat dalam terhadap-Mu?
Terserah Engkau ya Allah. Hamba sepenuhnya pasrah pada-Mu. Jika Engkau akan memasukkan kami ke dalam neraka-Mu, itu memang pantas bagi kami, mengingat banyaknya dosa yang telah kami lakukan. Jika Engkau memasukkan hamba ke dalam syurga-Mu, tidak ada yang bisa menghalangi-Mu, karena hamba-Mu yakin Engkau lebih menonjol sebagai Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang ketimbang sebagaia Tuhan Maha Keras dan Maha Penyiksa.
Ya Allah Rahman ya Rahim
Nabi-Mu pernah menyampaikan kepada kami: “Sesungguhnya Allah Swt lebih senang mendengarkan jeritan taubatnya para pendosa daripada gemuruh tasbihnya para ulama”.
Dengarkanlah jeritan taubat kami dan padankanlah api nerakamu melalui air mata taubat kami ya Allah, ya Rabbi.
Ya Allah ya Sami’ ya ’Afuw.
Jika Engkau menghukum hamba-Mu, tidak ada manfaatnya Bagi-Mu. Jika Engkau mengampuni hamba tidak ada mudarratnya bagi-Mu. Tidak ada jalan bagi kami melindungi diri dari dosa dan kesesatan kecuali dengan penjagaan-Mu. Tidak ada cara mencapai amal yang baik kecuali dengan kehendak-Mu. Sungguh hamba-Mu takjub karena begitu banyak dosa dan kealfaan yang dilakukan tetapi bersamaan dengan itu hamba-Mu merasakan banyaknya anugrah dan kebaikan dari-Mu.
Ya Allah ya Rabbi.
Tidak ada jalan bagi kami untuk melindungi diri dari dosa dan kesesatan kecuali dengan penjagaan-Mu. Tidak ada cara untuk mencapai amal yang baik kecuali dengan kehendak-Mu.
Tidak ada tempat bagi kami mengadukan segala kesulitan yang dihadapi bangsa kami kecuali dengan pertolongan-Mu. Kami memohon kepada-Mu, kiranya Engkau menjaga umat dan memelihara bangsa kami sehingga kami semua terbebas dari berbagai masalah dan musibah.
Sungguh kami takjub kepada-Mu karena begitu banyak dosa dan kealfaan yang kami lakukan tetapi bersamaan dengan itu kami merasakan banyaknya anugrah dan kebaikan-Mu.
Ya Allah ya Rahman ya Rahim
Ajarilah hamba-Mu agar bukan hanya pandai mensyukuri nikmat-Mu, tetapi juga pandai bersabar terhadap cobaan-Mu.
Ajarilah hamba-Mu agar bukan hanya mampu bersikap ikhlas, tetapi juga mampu bersikap istiqamah di dalam menjalani kehidupan Ajarilah hamba-Mu agar bukan hanya bisa bersikap kritis, tetapi juga bisa bersikap santun. Ajarilah hamba-Mu agar bukan hanya berani melakukan kebenaran, tetapi juga takut melakukan pelanggaran.
Ajarilah hamba-Mu agar bukan hanya pandai melihat kelemahan orang lain, tetapi juga pandai melihat kelemahan diri sendiri.
Ajarilah hamba-Mu agar bukan hanya mampu bicara banyak, tetapi juga mampu berbuat banyak.
Ajarilah hamba-Mu agar bukan hanya mampu memahami fenomena yang dhahir, tetapi juga memahami fenomena yang batin.
Ajarilah hamba-Mu agar bukan hanya mampu menjadi orang pintar (’alimin), tetapi juga mampu menjadi orang arif-bijaksana (’arifin).
Ajarilah hamba-Mu agar bukan hanya mampu mengetahui apa yang diamalkannya, tetapi juga mengamalkan apa yang diketahuinya.
Ajarilah hamba-Mu agar bukan hanya bisa menjadi pemimpin yang baik, tetapi juga mampu menjadi rakyat yang baik.
Ajarilah hamba-Mu agar bukan hanya bisa menjadi orang baik, tetapi juga bisa mempersiapkan generai masa depan yang lebih baik Ya Allah ya 'Afuw ya Gafur.
Kami mohon pengampunan-Mu karena:
Di hadapan kami ada orang lemah, membutuhkan bantuan, tetapi tidak kami batu.
Di hadapan kami ada orang didholimi, memohon perlindungan, tetapi tidak kami lindungi.
Di hadapan kami ada orang susah, meminta bantuan, tetapi tidak kami hiraukan.
Di hadapan kami ada orang meminta maaf, tetapi tidak kami maafkan.
Di hadapan kami ada suguhan dosa dan maksiyat, tetapi tidak kami tolak.
Di dalam diri kami ada haknya orang lain, tetapi tidak kami penuhi.
Di pundak kami ada kewajiban terhadap-Mu dan terhadap orang lain; tidak kami tunaikan.
Kepada kami ada orang yang berbuat baik, tetapi tidak kami berterima kasih kepadanya.
Di dalam benak kami ada aib orang lain, tetapi tidak kami sembunyikan.
Di dalam diri kami ada kebaikan orang lain, tetapi tidak kami hargai.
Ya Allah ya Halim ya Wakil.
Pada akhirnya hamba-Mu menyerahkan diri sepenuhnya hanya kepada-Mu. Terimalah kami
apapun adanya kami. Rangkullah dan genggamlah kami erat-erat, sungguh tenang dan damai hati ini hidup di dalam gemgaman-Mu. Jangan lagi Engkau pernah melepaskan kami, menjadi hamba yang liar seperti dahulu kala. Sungguh hidup di atas kubungan dosa sangat menggelisahkan dan sangat menyiksa. Ya Syafi’ ya Sami’
Hambamu masih hidup di dalam cengkeraman musibah. Ada ancaman virus covid, ada ancaman gempa bumi, ada gelombang fitnah di antara sesama kami para hamba-Mu, dan ada kesulitan ekonomi, dan ancaman perpecahan antara kami sesama warga bangsa. Kami mohon tangguhkanlah jiwa kami dan perkuatlah kesadaran kami sebagai sesama warga bangsa, agar kami bisa hidup di dalam suasana baldatun thayyibah wa Rabbun gafur. Rabbana atina fi al-dunya hasanah wa fi al-akhirah hasanah wa qina ‘adzab al-nar. Amin ya Rabb al-‘alamin.