REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pernikahan antara Ali bin Abi Thalib dengan putri Rasulullah ﷺ merupakan pernikahan agung antara dua pasangan yang mulia.
Wanita terbaik dari kalangan Ahlul Bait, Fathimah radhiyallahu 'anha dinikahkan dengan pria terbaik dari kalangan Ahlul Bait, Ali bin Abu Thalib, radhiyallahu 'anhu. Rasulullah ﷺ begitu mencintai Ali sebagaimana sangat mencintai putrinya ini.
Setelah lamaran Ali bin Abi Thalib terhadap Fathimah diterima Rasulullah ﷺ, dia pun mempersiapkan segala sesuatunya bagi pernikahan mereka agar penuh berkah dan sakral. Ali akan menikahi wanita suci yang taat kepada Allah ﷻ, dan mukminah dengan garis keturunan mulia.
Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, Adapun Rasulullah ﷺ, beliau mempersiapkan kain khamil (kain putih yang terbuat dari wol dan bertekstur kasar) geriba air, dan bantal kulit yang diisi serabut untuk putrinya. Tidak hanya itu, beliau juga menyiapkan dua batu penggiling gandum, kantong air, dua tempayan, tikar bermotif garis, minyak wangi, dan beberapa baju untuk Fatimah. (HR Ibnu Majah, Ahmad)
Rasulullah ﷺ menugaskan sejumlah sahabat untuk membeli semua itu, setelah sebelumnya Ali menyerahkan hasil penjualan zirahnya kepada beliau. Beliau menugaskan Bilal, Ammar bin Yasir, dan Salman al-Farisi dengan dipimpin oleh Abu Bakar untuk membeli barang-barang tersebut.
Mereka kemudian bersama-sama berangkat menuju pasar. Ketika ditawari barang yang layak, mereka tidak langsung membelinya sebelum memperlihatkannya kepada Abu Bakar. Jika Abu Bakar menganggapnya bagus, barulah mereka membelinya. (Al-Amali dan Biharul Anwar)