Selasa 21 Dec 2021 05:05 WIB

Sejarah Pedagang Maroko di Manchester, Bukti Integrasi Identitas Arab

Pedagang Maroko mulai mengunjungi Inggris pada awal abad keenam belas. 

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Sejarah Pedagang Maroko di Manchester, Bukti Integrasi Identitas Arab. Pada abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh, komunitas pedagang Suriah/Lebanon sudah ada di Manchester, Inggris.
Foto:

Pada 1830-an, Inggris dan Maroko menandatangani perjanjian yang mengizinkan rakyat mereka bepergian dan berdagang di wilayah masing-masing. Para pedagang Maroko membawa sebagian besar barang-barang pertanian ke Inggris, termasuk kurma, almond, lilin lebah, dan minyak. Sementara itu, mereka mengirim kembali tekstil, peralatan perak, teh China, dan rempah-rempah ke Maroko.

Para pedagang Fessi itu mengekspor perak kembali ke Maroko. Bekkaoui mencatat bahwa kata 'manisheester' dan 'ritus', meniru produk berlambang pabrikan Manchester Richard Wright. Kata-kata tersebut memasuki kosakata lokal di Fes untuk merujuk pada nampan dan pot teh berkualitas baik.

Dalam artikelnya pada 1992 berjudul The Millet of Manchester, Profesor Fred Halliday menulis para pedagang Maroko di Manchester berniat melestarikan agama, adat istiadat, dan bahasa mereka pada abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh. Pada 1905, Louis Hayes, seorang pedagang Manchester, menulis yang menggambarkan seperti apa komunitas Maroko di pertengahan abad ke-19. Dalam bukunya, Reminisces of Manchester, Hayes mencatat betapa eratnya para pedagang dan betapa berbedanya gaya bisnis mereka dengan para pedagang Inggris.

Kelompok terakhir pada awalnya dikejutkan oleh keterbukaan dan kepercayaan antara pedagang Maroko dan bagaimana, jika Anda ingin mendiskusikan bisnis dengan salah satu dari mereka, Anda harus melakukannya di depan semua pedagang yang lain. "Kadang-kadang ini agak memalukan bagi penjual, tetapi cara mereka berbisnis cukup menyenangkan dan mudah ketika Anda diterima sebagai teman umum mereka," kata Hayes dalam tulisannya, dilansir di The New Arab, Kamis (16/12).

Hayes juga memuji komunitas Maroko dalam bukunya pada 1905. "Secara keseluruhan, orang-orang Moor ini adalah sekelompok pria yang bijaksana, damai, baik hati, dan mudah bergaul. Orang-orang Muhammad dengan keimanan tidak bisa tidak mengagumi dan menghormati mereka karena ketaatan mereka yang ketat terhadap semua yang diperintahkan agama mereka."

Pada 1890-an, Manchester City News menerbitkan beberapa laporan negatif tentang pedagang Suriah dan Lebanon di Manchester. Namun, sebaliknya, pada sekitar 1936, kantor berita itu melaporkan komunitas Maroko dan budaya mereka dengan hormat dan penghargaan sambil meratapi kepergian mereka ketika sekelompok besar orang Maroko meninggalkan kota itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement