REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam memiliki kewajiban untuk melaksanakan sholat lima waktu yang memiliki banyak manfaat serta kebaikan bagi orang-orang yang melaksanakannya. Syekh Ibnu Atha'illah dalam Kitab Al-Hikam menerangkan bahwa sholat adalah tempat untuk seorang hamba berdoa dan membersihkan hati langsung di hadapan Allah SWT.
"Sholat itu sebagai tempat bermunajat (berdoa atau menyampaikan keinginan kepada Allah) dan memanjatkan puji syukur. Sholat sebagai tempat pembersihan hati dari berbagai kotoran. Di dalam sholat terbentang luas medan rahasia Allah, dan di dalamnya muncul cahaya-cahaya ilmu dan ma'rifat." (Syekh Atha'illah, Al-Hikam).
Terjemah kitab Al-Hikam oleh Ustaz Bahreisy menambah penjelasan perkataan Syekh Atha'illah. Ia menerangkan, sesungguhnya seorang hamba bila sedang berdiri sholat, Allah membuka untuknya tirai hijab dan langsung dihadapi Allah. Saat itu berdiri tegak para Malaikat dari atas bahunya hingga langit, para malaikat mengikuti sholatnya dan mengaminkan doanya.
Seseorang yang sholat ditaburi rahmat dari langit hingga ubun kepalanya. Kemudian ada suara, "Andaikan orang yang munajat (sholat) ini mengetahui siapa yang diajak bicara, maka tidak akan berhenti sholatnya, dan sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka untuk orang yang sholat, sesungguhnya Allah membanggakan barisan orang-orang yang sholat di hadapan Malaikat-Nya."
Dalam Kitab Taurat dikatakan, "Hai anak Adam jangan malas untuk berdiri sholat di hadapan Allah sambil menangis, Akulah Allah yang telah mendekat dari hatimu, dan engkau telah dapat melihat cahaya Aku."
Muhammad bin Ali At-Tirmidzi mengatakan, Allah telah memanggil orang-orang yang bertauhid supaya sholat lima waktu, karena rahmat dan kasih kepada mereka. Allah menyediakan berbagai macam hidangan supaya seorang hamba dapat merasakan pada setiap bacaan dan gerak sholat itu karunia dan pemberian-pemberian-Nya. Maka gerak sholat itu bagaikan makanan, sedang bacaan sholat itu bagaikan minuman. Hidangan itu disediakan oleh Allah setiap hari, lima kali dalam sehari supaya tidak ada lagi sisa kotoran atau debunya.
"Allah telah mengetahui kelemahanmu maka Dia menyederhanakan bilangan sholat, yaitu hanya lima waktu. Allah mengetahui pula bahwa engkau sangat berhajat, maka Dia memperbanyak pahalanya dan melipat gandakan pahalanya." (Syekh Atha'illah, Al-Hikam).
Sehingga setiap hasanat kebaikan sekurang-kurangnya mendapat sepuluh kali lipat balasan atau pahala.