“Kata aljabar dalam matematika yang kita kenal sekarang dipungut dari judul buku ini. Aljabar adalah “ilmu tentang persamaan matematika” yang memperlakukan suatu persamaan secara berimbang.
Di sini bilangan dipindahkan dari salah satu ruas persamaan ke ruas yang berlawanan dengan cara menambahkan atau mengurangkan bilangan yang sama pada/dari kedua ruas persamaan itu. Begitu pula dengan perkalian dan pembagian. Dalam bukunya, Al Khawarizmi menguraikan prosedur aljabar untuk mencari jawab persamaan kuadrat dengan mengambil contoh ilustrasi persamaan: Z2 + 10Z = 39.”
Selain buku Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr waʾl-muqābala, Al Khawarizmi juga menulis satu buku penting lain dalam bidang matematika. Buku ini hanya eksis dalam versi terjemahan bahasa Latinnya: Algoritmi de numero Indorum. Dalam bahasa Inggris, judul ini diterjemahkan menjadi Al-Khwārizmī Concerning the Hindu Art of Reckoning.
Bila di buku Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr waʾl-muqābala Al Khawarizmi bicara soal memecahkan persamaan matematika, maka di Algoritmi de numero Indorum sang ilmuwan memperkenalkan angka-angka Hindu-Arab kepada orang-orang Eropa. Angka-angka ini bahkan masih dipakai orang di seantero dunia hingga kini: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
Dipakainya notasi angka yang diperkenalkan Al Khawarizmi dianggap sebagai salah satu pencapaian terbesar dalam matematika. Peran penting lain dari Al Khawarizmi lewat karyanya adalah penekanannya pada signifikansi angka 0 dalam perhitungan matematika.