REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Banyak orang yang bertanya di mana Allah, apakah Allah mempunyai arah? Pastinya hanya Allah sendiri Yang Maha Mengetahui di mana diri-Nya berada. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini juga pernah diajukan kepada para ulama terdahulu.
Seperti yang diceritakan dalam kitab An-Nawadir karya Syekh Syihabuddin al-Qalyubi terbitan Diva Press, ada seseorang yang datang kepada Imam al-Haramain. Ia mengadu kepada Imam bahwa dirinya mempunyai utang sebanyak seribu dinar.
Lalu, ia duduk di samping imam dan bertanya, “Apakah Allah SWT mempunyai arah?”
Imam al-Haramain menjawab, “Maha Suci Allah dari itu!”
Orang-orang yang hadir kemudian bertanya, “Apa dalilnya?”
“Sabda Nabi Muhammad SAW, ‘Jangalah mengutamakan aku daripada Yunus bin Mata’,” ujar Imam al-Haramain.
“Apa maksud dari hadits itu?” tanya mereka lagi.
Imam al-Haramain berkata, “Aku tidak akan berkata kepada kalian tentang maksudnya, sampai kemudian kalian memberikan tamuku ini seribu dinar untuk membayar utang.”
Kemudian, dua orang laki-laki berdiri dan sanggup memberikan uang itu. Setelah itu, barulah Imam al-Haramain menjawan pertanyaan mereka.
“Sesungguhnya, Nabi Muhammad SAW ketika sampai ke ar-Rafats al-a’la (Papan Tertinggi) dan beliau mendengar bunyi pena saat penentuan takdir, lalu bermunajat kepada Allah SWT dan Allah memberikan wahyu kepadanya sesuatu yang diwahyukan, beliau tidak lebih dekat kepada Allah SWT daripada Yunus ketika di perut ikan hiu dalam kegelapan malam.” Wallahu a’lam.