Bacaaan Surat yang Bisa Bantu Terkabulnya Hajat Seseorang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setiap orang pasti memiliki hajat atau keinginan, dan hajat yang dimiliki setiap orang berbeda-beda.

Namun, terkadang keinginan tersebut belum dikabulkan Allah ﷻ. Karena itu, para ulama telah mengajarkan beberapa amalan yang bisa mempercepat terkabulnya keinginan.

Baca Juga

Salah satu amalan yang bisa mempercepat terkabulnya hajat adalah dengan membaca surat Al Insyirah, yaitu surat ke-94 dalam Alquran. Surat ini terdiri atas delapan ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyah.

Dalam buku Rahasia Keutamaan Surat Al-Qur’an terbitan Rene Islam, Muhammad Zaairul Haq mengatakan, salah satu keutamaan surat Al Insyirah adalah untuk memohon kepada Allah ﷻagar hajat dunia dan akhirat terpenuhi.

Dia pun menjelaskan tata cara pengamalannya. Menurut diam, orang yang ingin hajatnya segera terkabul harus mengawalinya dengan membaca istighfar sebanyak 75 kali. Kemudian, dilanjutkan dengan membaca sholawat 10 kali.

Setelah itu, barulah membaca surat Al Insyirah sebanyak 170 kali. Berikut ayatnya:

اَلَمۡ نَشۡرَحۡ لَـكَ صَدۡرَكَۙ وَوَضَعۡنَا عَنۡكَ وِزۡرَكَۙ الَّذِىۡۤ اَنۡقَضَ ظَهۡرَكَۙ‏ وَرَفَعۡنَا لَـكَ ذِكۡرَكَؕ فَاِنَّ مَعَ الۡعُسۡرِ يُسۡرًا اِنَّ مَعَ الۡعُسۡرِ يُسۡرًا فَاِذَا فَرَغۡتَ فَانۡصَبۡۙ وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ

Artinya: “Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu, yang memberatkan punggungmu, dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu. Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS Al Insyirah [94]: 1-8).

Setelah membacara sebanyak 170 kali, dilanjutkan dengan memohon apa yang dihajatkannya.

Cara lain mengamalkan surat al-Insyirah untuk memohon hajat adalah dengan membacanya setiap hari sebanyak 700 kali atau 1.000 kali lengkap dengan basmalah. Menurut Zaairul Haq, hal itu dijelaskan oleh Sayyid Muhammad Haqqi an-Nazili dalam kitab Khazinat Al-Asrar.