REPUBLIKA.CO.ID, – Saad bin Ubadah atau yang biasa dipanggil Abu Tsabit adalah sahabat Nabi Muhammad ﷺ sangat sering membantu Rasulullah ﷺ.
Setiap hari, Saad selalu membawakan sebuah mangkok besar berisi tsarid (makanan yang berbahan roti yang diremukkan dan dicampur kuah daging) dan daging kepada Nabi ﷺ.
Kemudian sahabat yang bernama lengkap Saad bin Ubadah bin Dulaim bin Haritsah Al-Khazraji itu berkeliling bersama Nabi Muhammad ﷺ ke rumah istri-istri beliau.
Hal ini telah dijelaskan dalam 'Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah' karya Syekh Muhammad Sa'id Mursi, yang diterjemahkan Khoirul Amru Harahap dan Achmad Faozan, terbitan Pustaka Al-Kautsar. Rasulullah ﷺ pernah mendoakan Saad dan berkata:
اللهُمَّ اجعَلْ صلَواتِكَ ورَحمتَكَ على آلِ سعد بنِ عُبادَةَ
"Ya Allah, berikanlah sholawat dan rahmat-Mu kepada keluarga Saad bin Ubadah." (HR Abu Daud dan Ahmad)
Saad juga dikenal sebagai pribadi yang pencemburu, tentu cemburu dalam kebaikan. Nabi ﷺ pun mengakui hal ini.
" إِنَّ سَعْدًا غَيُورٌ ، وَأَنَا غَيُورٌ ، وَاللَّهُ أَغْيَرُ مِنِّي "
"Dia (Saad) adalah pencemburu, aku lebih pencemburu dari dia, dan Allah lebih pencemburu dari aku." (HR Muslim)
Misalnya, ketika rumah seorang Anshar didatangi satu, dua atau tiga orang dari golongan Muhajirin, maka lain hal dengan kediaman Saad, yang didatangi 80 orang Muhajirin dan semuanya dilayani dan mendapat jamuan terbaik.
Saad tidak hanya memperjuangkan Islam dengan harta kekayaannya. Dia juga berjuang dengan kekuatan dan kepandaiannya.
Saad memiliki pengetahuan sempurna dalam bidang tulis-menulis dan pandai dalam berenang dan memanah. Karena itu dia pun mendapat gelar al-kamil (sempurna).
Dia dikenal jago memanah dan dalam setiap peperangan, Rasulullah ﷺ selalu membaiat Saad bahwa dia akan berjuang sampai titik darah penghabisan.
Saad meriwayatkan 21 hadits dari Nabi ﷺ. Salah satu hadits yang diriwayatkan, yaitu:
- ما من أميرِ عشرةٍ ، إلَّا وهو يُؤْتَى بِهِ يومَ القيامَةِ مغْلُولًا ، حتى يَفُكَّهُ العدلُ ، أوْ يوبِقَهُ الجورُ
"Tidak satu pun di antara 10 orang amir (pemimpin) melainkan dia akan menjumpai Allah dalam keadaan terbelenggu pada hari kiamat kelak. Dia tidak dibebaskan dari belenggu itu kecuali dengan keadilan atau dia dibinasakan ketidakadilan." (HR Ahmad).