REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan agar umatnya tidak selalu mengumbar syahwat perutnya. Mengumbar syahwat perut sama dengan an-nuha diri yang dosanya sangat besar di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
"Jangan membunuh hatimu dengan memperbanyak makan dan minum, karena hati pun bisa mati seperti matinya tanaman yang terlalu banyak air," begitu sabda Rasulullah SAW seperti dikutip Ibnu Hasan Bisri At-Turjani dalam bukunya Hamba-hamba yang Selamat dari Tipu Daya Musuhnya.
Ibnu Hasan Bisri At-Turjani menegaskan, jangan percaya jika ada orang alim (ulama) mengetahui hikmah jika perutnya selalu kenyang dengan makanan halal. Karena yang halal dihisab yang haram di azab.
"Jadi hanya omong kosong belaka, jika ada ulama mengaku banyak mengetahui hikmah-hikmah sedang perutnya selalu penuh oleh makanan, meski makanannya itu halal," katanya.
Karena Hikmah atau pemahaman ilmu yang datang dari Allah pastilah diraih dengan melalui mujahadah (perjuangan). Sementara yang paling ringan adalah menahan lapar dan puncaknya mujahadah adalah berjuang di jalan Allah.
Ibnu Hasan At-Turjani mengatakan, bahwa Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya setan menjalari anak Adam melalui aliran darah, maka sempitan aliran itu dengan lapar"
Begitulah pesan Nabi Muhammad SAW, beliau orang yang paling paham tentang makna lapar, sehingga lebih senang melakukan puasa. Meski di saat lain, beliau mendapat makanan banyak, beliau pun segera akan membagi-bagikannya kepada orang miskin.
"Karena beliau lebih suka menahan lapar dengan demikian beliau merasakan hikmah-hikmah yang senantiasa meliputinya," katanya.
Sesungguhnya orang yang paling dekat dengan Allah SWT pada hari kiamat yaitu orang yang sering lapar dan haus. Dan suatu perkara besar yang merusak anak cucu Adam ialah persoalan perut.
"Lantaran urusan perut pula Adam dan Hawa tergelincir oleh tipu daya setan dan terusir dari surga," katanya.