Senin 22 Nov 2021 23:55 WIB

Alasan Mengapa saat Berdoa tak Boleh Terpaku ke Arah Atas?

Makruh menghadapkan kepala ke arah atas saat berdoa

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti, Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Makruh menghadapkan kepala ke arah atas saat berdoa. Berdoa (Ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Makruh menghadapkan kepala ke arah atas saat berdoa. Berdoa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Saat berdoa adalah karena konsep Islam tentang tawakal kepada Allah SWT. Bagaimana dengan posisi tangan dan arah kepala, bolehkah menghadap ke atas?  

"Kita tidak diperbolehkan untuk menunjuk kepada Allah seolah-olah Dia berada di setiap arah yang gamblang,"ujar dosen senior dan sarjana Islam di Institut Islam Toronto , Ontario, Kanada, Syekh Ahmad Kutty, dilansir di aboutislam.net

Baca Juga

Oleh karena itu Rasulullah SAW melarang perbuatan tersebut. Tetapi jika seseorang, tidak menyadari larangan ini, melakukannya dengan tidak sengaja, dia dimaafkan, karena Allah tidak akan meminta pertanggungjawaban umat Nya untuk kesalahan dan pelanggaran yang tidak disengaja.

Namun, kesalahan apa pun yang telah dilakukan di masa lalu, tetap harus mohon ampun kepada Allah, Dia Mahapengampun jika dengan tulus bertaubat kepada-Nya. Allah berfirman dalam surat At Taubah ayat 104,

أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“” Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima tobat hamba-hamba-Nya dan menerima zakat(nya), dan bahwa Allah Mahapenerima Taubat, Mahapenyayang? 

Dalam sholat, umat Islam diperintahkan untuk melihat ke tempat meletakkan dahi atau tempat sujud. Ini karena fakta bahwa postur seperti itu paling kondusif untuk perasaan kerendahan hati yang sejati saat berdiri di hadapan Tuhan semesta alam. Itu juga dapat membantu untuk lebih fokus dalam doa.n Ratna Ajeng Tejomukti

Rasulullah melarang ketika berdoa seseorang justru memposisikan tangan melebihi kepala (membentang ke atas melebihi kepala) bahkan orang tersebut menggerak-gerakan jari telunjuknya ketika berdoa sebagai isyarat kepada Allah SWT. Perbuatan tersebut tidak diperkenankan Rasulullah. 

Keterangan ini dapat ditemukan dalam kitab Wasiyat Al-Musthafa berisi wasiat-wasiat Rasulullah kepada sahabat Ali bin Abi Thalib yang disusun Syekh Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy Syarani Al Anshari Asy Syafi'i Asy Syadzili Al Mishri atau dikenal sebagai Imam Asy Syarani. 

يَا عَلِيُّ، إِذَا دَعَوْتَ فَابْسُطْ يَدَكَ حَذْ وَصَدْرِكَ وَلَا تَرْفَعُهَا فَوْقَ رَأْسِكَ وَتُشِيْرُ إِلَى اللهِ بِسَبَابَتِكَ الْيُمْنَى “Wahai Ali, jika engkau berdoa maka bentangkan lah tanganmu selurus dengan dadamu, dan jangan engkau mengangkat tanganmu lebih atas dari kepalamu dan berisyarat (menunjuk-nunjuk) kepada Allah dengan jari telunjuk kananmu.“ 

 

Sumber: aboutislam 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement