REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO— Ibadah sholat di Masjidil Haram memiliki keutamaan tersendiri, sebagaimana juga keutamaan sholat di Masjid Nabawi, Madinah.
Dalam hadits yang ditulis oleh Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah dalam kitab induk hadits mereka masing-masing, Nabi SAW menjanjikan, “Sholat di Masjid Haram lebih utama daripada 100.000 sholat di masjid lainnya.” Redaksi hadits tersebut adalah sebagai berikut:
عَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ ، وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW berkata, “Sholat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama dari 1.000 kali sholat di masjid selainnya, kecuali Masjidil Haram. Dan sholat di Masjidil Haram, lebih utama 100 ribu kali lipat pahalanya dari sholat di masjid lain.”
Pahalanya yang besar ini membuat beberapa orang bertanya tentang kemungkinan mengganti sholat-sholat fardhu yang terlewat dengan melakukan sholat di Masjidil Haram.
Dilansir dari Elbalad, Penasihat fatwa Mesir, Majdi Ashour menegaskan, meninggalkan sholat fardhu secara sengaja adalah sebuah dosa besar dan harus segera memohon ampunan kepada-Nya. Hal ini karena sholat merupakan tiang agama. Allah SWT berfirman:
وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku.” (QS Al Baqarah 43).
Menurutnya, seseorang yang meninggalkan sholat fardhu harus berupaya untuk menyegerakan sholat qadha atau sholat penggantinya. Jika memiliki sholat terlewat dalam jumlah banyak, maka harus menggantinya meskipun membayarnya sedikit demi sedikit.
Dia menjelaskan, pahala sholat di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi tidak menggugurkan kewajiban mengganti sholat yang ditinggalkan, Menurutnya, antara amal dan pahala dari sebuah amal adalah berbeda.
Pahala dari sholat di dua masjid suci memang memiliki ganjaran yang besar dan lebih utama dari sholat di tempat lain. Kendati demikian, pahala-pahala itu tidak mengugurkan kewajiban untuk mengganti sholat fardhu yang terlewat.
Adapun anggota Fatwa Dar Ifta Mesir, Syekh Muhammad Wissam menyebut, jika seseorang merasa telah meninggalkan banyak sholat fardhu selama bertahun-tahun, maka harus tetap menggantinya. Dia menyarankan untuk melakukan sholat qadha atau pengganti setiap melaksanakan sholat fardhu.
Sumber: elbalad