Jumat 12 Nov 2021 17:28 WIB

Ejekan Kafir Quraisy Justru Perkuat Dakwah Rasulullah SAW

Allah SWT kuatkan dakwah Rasululah SAW dengan mukjizat Alquran

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Allah SWT kuatkan dakwah Rasululah SAW dengan mukjizat Alquran. Ilustrasi Rasulullah
Foto: Republika/Mardiah
Allah SWT kuatkan dakwah Rasululah SAW dengan mukjizat Alquran. Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Perlahan tapi pasti, lambat laun banyak masyarakat Arab masuk Islam. Keadaan ini meresahkan pemuka Arab semisal Abu Lahab, Abu Sufyan, dan lain-lain.  

"Abu Lahab, Abu Sufyan dan bangsawan-bangsawan Quraisy terkemuka lainnya, hartawan-hartawan yang gemar bersenang-senang, mulai merasakan, bahwa ajaran Rasulullah itu merupakan bahaya besar bagi kedudukan mereka," tulis Husen Haekal dalam bukunya Sejarah Muhammad. 

Baca Juga

Jadi yang mula-mula harus mereka lakukan ialah menyerangnya dengan cara mendiskreditkannya, dan mendustakan segala apa yang dinamakannya kenabian itu. Langkah pertama yang mereka lakukan dalam hal ini ialah membujuk penyair-penyair mereka. 

Seperti Abu Sufyan bin Al Harith, Amr bin Al Ash dan Abdullah bin Az Zibara, supaya mengejek dan menyerang Rasulullah. Penyair-penyair Muslimin juga tampil membalas serangan mereka tanpa Rasulullah Muhammad sendiri yang harus melayani.

Sementara itu, selain penyair-penyair itu beberapa orang tampil pula meminta kepada Muhammad SAW beberapa mujizat yang akan dapat membuktikan kerasulannya. Mujizat-mujizat seperti pada Musa dan Isa.  

Mengapa bukit-bukit Shafa dan Marwa itu tidak disulapnya menjadi emas, dan kitab yang dibicarakannya itu dalam bentuk tertulis diturunkan dari langit? Dan mengapa Jibril yang banyak dibicarakan Rasulullah itu tidak muncul di hadapan mereka? 

Mengapa dia tidak menghidupkan orang-orang yang sudah mati, menghalau bukit-bukit yang selama ini membuat Makkah terkurung karenanya? Mengapa dia tidak memancarkan mata air yang lebih sedap dari air sumur Zamzam, padahal dia tahu betapa besar hajat penduduk negerinya itu akan air? 

Tidak hanya sampai disitu saja kaum musyrikin itu mau mengejeknya dalam soal-soal mujizat, malahan ejekan mereka makin menjadi-jadi, dengan menanyakan: mengapa Tuhannya itu tidak memberikan wahyu tentang harga barang-barang dagangan supaya mereka dapat mengadakan spekulasi buat hari depan?

"Debat mereka itu berkepanjangan. Tetapi wahyu yang datang kepada Nabi Muhammad menjawab debat mereka," katanya.  Wahyu itu seperti diabadikan dalam surat Al Araf ayat 188.

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

"Katakanlah: ‘Aku tak berkuasa membawa kebaikan atau menolak bahaya untuk diriku sendiri, kalau tidak dengan kehendak Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib-gaib, niscaya kuperbanyak amal kebaikan itu dan bahayapun tidak menyentuhku. Tapi aku hanya memberi peringatan an membawa berita gembira bagi mereka yang beriman."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement