Dilansir dari About Islam, Selasa (9/11), ayat ini benar-benar menggambarkan realitas kehidupan saat ini. Mereka disibukkan dengan mengumpulkan keuntungan duniawi dan persaingan satu sama lain sampai kematian menimpa mereka dan mereka lupa untuk bersyukur kepada Allah, zat pemberi kenikmatan tersebut.
Umar ibn Abdel Aziz mengatakan makna dari Surat At Takasur membuktikan Hari Kebangkitan. Yang artinya, manusia hanya berkunjung dan tidak tinggal selamanya, orang mati tidak akan tinggal selamanya di alam kuburan mereka. Suatu hari, mereka harus pergi dan kembali kepada Allah di hari penghakiman.
Melalui surat At Takasur Allah juga memberitahu sekaligus memperingatkan untuk tidak bermegah-megahan yang dapat melalaikan. Dengan kalimat yang berulang, “Janganlah begitu" yang dapat berarti bahwa masalahnya tidak seperti yang manusia pikirkan.
Dan apabila mereka tetap melakukan, Alquran juga memberitahu mereka akan menghadapi konsekuensi buruk dari apa yang mereka percayai yang salah. Kemudian Allah kembali memperingatkan disertai dengan penekanan dan ancaman, "Seandainya kamu mengetahui dengan pengetahuan yang pasti, tentu kamu tidak akan menyibukkan diri dengan kemegahan dan persaingan seperti itu."
Semua kesenangan itu kelak akan dimintai pertanggungjawabannya, seperti makanan, minuman, kebutuhan seksual, kesehatan, kedudukan yang tinggi, waktu luang, dan segala bentuk kesenangan dan kenikmatan lainnya. Hal ini dibuktikan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang mengatakan: