Selasa 09 Nov 2021 22:32 WIB

Pengaruh Pemikiran Barat dalam Penulisan Biografi Rasulullah

Penulisan biografi Rasululah SAW banyak dipengaruhi Barat

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Penulisan biografi Rasululah SAW banyak dipengaruhi Barat. Ilustrasi Rasulullah
Foto: Republika/Mardiah
Penulisan biografi Rasululah SAW banyak dipengaruhi Barat. Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, — Kebudayaan Eropa (Barat) turut memengaruhi studi penulisan riwayat hidup Nabi Muhammad SAW atau Sirah Nabawiyah. Hal itu mulai kian terasa sejak abad ke-19 M. Waktu itu, berbagai pemikiran Barat mulai merambah kegiatan intelektual kaum Muslimin. 

Syekh Dr Said Ramadhan Al Buthy dalam Fiqh as-Sirah an-Nabawiyah (2009) menjelaskan, gagasan psikoanalisis dari Sigmund Freud (meninggal 1939). 

Baca Juga

Ahli neurologi dari Austria itu mengajukan ide tentang penulisan biografi yang berdasarkan pada tendensi individu. 

Menurutnya, seorang sejarawan boleh saja mema sukkan kecenderungan pribadi, ideologi, atau pandangan politiknya dalam menyusun narasi tentang seseorang. 

Ulama kelahiran Turki itu menyebut corak Freudian ini sebagai aliran individualis dalam sejarah sirah. Itu bertolak belakang dengan aliran objektif yang telah muncul sejak pertama kali disiplin Sirah Nabawiyah mengemuka, yakni sekira lima abad pertama Hijriyah. Disebut objektif karena para penulis Muslim tidak hanya mengandalkan karya-karyanya untuk memotret peristiwa- peristiwa dalam kehidupan Rasulullah SAW. 

Baca juga: Sempat Kembali Ateis, Mualaf Adam Takjub Pembuktian Alquran

Mereka pun mengukuhkan informasi yang ada dengan riwayat-riwayat sahih dari beliau. Ini tak mengherankan, sebab penyusunan sirah dimulai setelah penulisan hadits. Bahkan, banyak metode yang dipakai para pembuat biografi Nabi SAW mengikuti kaidah-kaidah mustholah hadits. 

Penulis Al-La Mazhabiyyah itu menerangkan, bagi kalangan pendukung aliran individualis, di dalam sebuah biografi tidak hanya boleh terselip pandangan-pandangan politik atau ideologi penyusunnya. 

Bahkan, interpretasi subjektif menjadi hal yang wajib dilakukan kaum sejarawan. Dengan begitu, mereka tidak hanya menjadi penutur-ulang atau pengumpul catatan berbagai peristiwa sejarah.Hasil kerjanya seakan-akan kreasi seni atau sastra, bukan karya ilmiah yang disusun secara cermat. 

Alhasil, penganut aliran ini menjadikan usaha penulisan sejarah sebagai `karya seni,' simpul mubaligh wafat di Suriah itu. 

Al-Buthy memerinci penyebab masuknya pengaruh Barat dalam ranah sirah. Menurutnya, tonggak awalnya ialah pendudukan Britania Raya atas Mesir yang bermula pada 1882. 

Baca juga: Tiga Perangai Buruk dan Tiga Sifat Penangkalnya  

Menurutnya, Negeri Piramida pada abad ke-19 menjadi wajah terdepan dari dunia Islam. Kaum Muslim terpelajar menjadikannya sebagai kiblat dalam bidang intelektualitas dan pemikiran keagamaan. 

Inggris mampu menduduki Mesir dengan pendekatan militer. Berbagai wilayah strategis di sana pun dapat dicaploknya. Bagaimanapun, penjajahan yang dilakukan Negeri Albion tidak berlangsung adem-ayem. Banyak kalangan Muslimin setempat yang berupaya melawan. Termasuk di antara mereka ialah para cerdik cendekia Universitas Al Azhar Mesir.   

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement