REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam berdzikir, bolehkah seseorang melakukannya dalam kondisi secara bersamaan mendengarkan Alquran?
Dilansir di Elbalad, Jumat (5/11), anggota Fatwa di Darul Ifta Mesir Syekh Mahmud Syalaby mengatakan, seseorang harus mencapai fokus dan menunjukkan rasa hormatnya ketika mendengarkan Alquran. Maka apabila sedang mendengarkan Alquran, kata dia, seseorang tidak boleh disibukkan dengan hal lain.
Jika hendak berdzikir, lanjut Syekh Mahmud Shalaby, maka yang bersangkutan dapat menggunakan waktu dan kesempatan lain setelah usai mendengarkan Alquran. Syekh Mahmud Syalaby menekankan sejumlah keutamaan membaca Alquran.
Memberikan kejernihan pikiran. Di mana seorang Muslim dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan Alquran dengan mengikuti ayat-ayat dan aturan-aturan syariat yang termaktub di dalamnya. Yang mana hal itu merupakan bukti dan kebesaran Allah SWT.
Membaca Alquran juga dapat memberikan kekuatan dalam mengingat. Hal terbaik yang mengatur ingatan seorang Muslim adalah ayat-ayat Alqura. Membaca ayat Alquran dapat dilakukan untuk kontemplasi, hafalan, dan bermuhasabah.
Membaca Alquran dapat menenagkan hati. Di mana orang yang menghafal bacaan Alquran dan menghafal ayat-ayatnya hidup dengan ketenangan yang luar biasa, yang melaluinya ia mampu menghadapi kesulitan yang dihadapinya. Hal ini sebagaimana Allah berfirman dalam Alquran surat Ar Rad ayat 28:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ “Alladzina amanuu wa tahmainna qulubuhum bidzikrillahi ala bidzikrillahi tathmainnul-qulub.”
Yang artinya, “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram.”
Perasaan senang dan bahagia yang merupakan buah asli dari keterikatan hati seorang Muslim kepada Penciptanya.
Sumber: elbalad