Selasa 02 Nov 2021 19:52 WIB

Siapa Saja yang Dimaksud Dhuafa dalam Perspektif Alquran?

Alquran menyebutkan kriteria dhuafa dari berbagai aspek

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Alquran menyebutkan kriteria dhuafa dari berbagai aspek. Ilustrasi dhuafa
Foto:

Dijelaskan pula bahwa dhuafa dari segi pengetahuan adalah mereka yang memiliki tingkat kecerdasan yang terbatas karena faktor-faktor tertentu. Baik faktor bawaan sejak lahir, maupun faktor keterbatasan kesempatan untuk pengembangan diri dengan mengikuti pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal.

Sedangkan yang dimaksud dhuafa dari segi keyakinan dan kemauan, adalah mereka yang tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengubah nasib, meningkatkan kepercayaan diri untuk mengubah nasib, meningkatkan kesejahteraan, dan merancang masa dean anak-anak keturunan mereka untuk memoyong rantai kemiskinan.

Pendidikan dalam hal ini merupakan satu-satunya jalan untuk memotong mata rantai kemiskinan sehingga anak-anak mereka mengalami mobilitas vertical dan mobilitas horizontal. Sementara itu berpangkal dari ketidakpercayaan diri untuk mengubah nasib, maka pada waktu yang sama kaum dhuafa adalah mereka yang sangat lemah kemauannya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka.

Kelemahan itu karena terbelenggu oleh keadaan sehingga mereka menyerah begitu saja pada keadaan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT daam Alquran surat An Nisa ayat 9, Allah berfirman: 

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا 

“Walyakhsyalladzina law tarakuu min khalfihim dzurriyatan dhi’aafan khaafuu alaihim falyattaqullaha walyaquluu qaulan sadidan.” 

Yang artinya, “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka (wafat) meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terjadap (kesejahteraan)-nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” 

 

Raghib Al Ashfahani menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan istilah dhiafan dalam ayat tersebut memiliki beberapa pengertian, salah satunya adalah pengertian lemah secara fisik. Maksudnya, orang-orang beriman tidak boleh membiarkan anak-anak mereka memiliki fisik, tubuh, atau badan yang lemah.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement