Guna membagikan kekagumannya terhadap kaligrafi Islam pada pembacanya, Schimmel menyertakan banyak kaligrafi dalam tulisannya itu. Kaligrafi ini berasal dari berbagai wilayah di dunia Islam, termasuk Mesir, Irak, Iran, Suriah, Samarkhand, Turki, hingga Spanyol. Sebagian besar di antaranya adalah kaligrafi lawas, yang bertarikh mulai dari abad ke 8 M hingga ke abad-abad setelahnya. Media yang dipakai untuk menulis kaligrafi itu juga beragam, seperti di atas kertas, piring, cawan, penutup lampu, kulit, dan batu.
Selain Annemarie Schimmel, ada profesor lain yang berakar di Dunia Barat yang tertarik dengan kaligrafi Islam. Ia adalah David Simonowitz, profesor kajian Timur Tengah dan ahli seni Islam yang mengajar di Universitas Pepperdine, AS.
Bila Schimmel tertarik pada kelahiran dan perkembangan kaligrafi Islam di abad-abad pertama kemunculan Islam, maka minat Simonowitz lebih kepada perkembangan modern kaligrafi Islam. Ia menuangkan perhatiannya itu dalam sebuah tulisan pada tahun 2010 yang berjudul A Modern Master of Islamic Calligraphy and Her Peers.
Dalam pandangan Simonowitz, ada satu aspek menarik dalam sejarah modern kaligrafi Islam, yang benar-benar membedakan kaligrafi Islam dengan seni menulis indah di Dunia Barat. Aspek itu ialah munculnya penulis kaligrafi perempuan. Yang ia contohkan untuk konteks masa kini adalah Hilal Kazan, seorang penulis kaligrafi asal Turki. Kazan adalah murid dari Hasan Celebi, seorang ahli kaligrafi Arab bergaya Turki Usmani terkemuka asal Turki.
Ijazah dari Celebi memberi Kazan otoritas yang biasanya hanya diperoleh penulis kaligrafi laki-laki. Otoritas semacam ini, terang Simonowitz, memberi Kazan wibawa yang hanya ada sedikit persamaannya ditemukan di Dunia Barat.