Selasa 19 Oct 2021 05:37 WIB

Kaligrafi Islam dalam Tinjauan Dua Sarjana Barat

Kaligrafi lekat dengan sejarah dan tradisi Islam.

Kaligrafi Islam dalam Tinjauan Dua Sarjana Barat
Foto:

Pada 1992, ia, dengan bantuan Barbara Rivolta, menulis sebuah artikel mendalam tentang seni kaligrafi Islam. Judulnya Islamic Calligraphy. Tulisan ini diterbitkan oleh The Metropolitan Museum of Art, sebuah museum di New York, Amerika Serikat (AS). Berdiri sejak 1870, museum ini dikenal publik sebagai museum seni terbesar di Amerika Serikat.

Schimmel menaruh minat besar pada kaligrafi Islam, yang ia pandang tak hanya menarik dari segi visual, tapi terutama sekali dari segi spiritual. Ia membuka tulisannya dengan sebuah peribahasa Arab lama, “Kesucian tulisan adalah kesucian hati”. Peribahasa ini merupakan penegasan bahwa menulis indah punya akar yang kuat dalam tradisi Islam.

Schimmel menerangkan tentang bagaimana kaligrafi Islam berkaitan erat dengan kelahiran agama Islam di Tanah Arab. Setelah ayat-ayat Al Quran diturunkan, penulisannya segera dilakukan. Medianya beragam, termasuk tulang dan daun palem.

Khalifah Usman bin Affan adalah sosok penting dalam tradisi penulisan ayat Al Quran ini karena pada masa kekuasannyalah berbagai media penulisan itu dikumpulkan dan dijadikan satu. Salinannya kemudian disebarluaskan ke berbagai penjuru dunia Islam yang tengah mengalami perkembangan.

Dari sanalah, terang Schimmel, muncul ribuan penulis kaligrafi. Mereka tak hanya piawai menyalin ayat Al Quran dengan indah, tetapi juga saleh karena mereka percaya bahwa dengan menyalin Al Quran maka mereka akan mendapat pahala. Tak heran bila mereka berupaya keras agar salinan yang mereka buat benar-benar indah untuk dipandang.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement