Selasa 19 Oct 2021 04:50 WIB

Kebenaran Mitos Bintang Jatuh Menurut Nabi Muhammad SAW

Alquran dan hadits memuat kisah tentang bintang jatuh.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Kebenaran Mitos Bintang Jatuh Menurut Nabi Muhammad SAW
Foto:

Proses ini disebutkan dalam Alquran: "Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang, dan (telah memeliharanya) sebenar-benarnya dari setiap setan yang sangat durhaka, setan-setan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal. Tetapi barang siapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan), maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang." (QS. As-Saffat: 6-10)

Dalam surat lain juga disebutkan hal sama: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandanginya, dan Kami menjaganya dari tiap-tiap setan yang terkutuk, kecuali setan yang mencuri-curi (berita) yang dapat di dengar (dari malaikat), lalu dia dikejar oleh sumber api yang terang." (QS. Al-Hijr: 16-18)

Kata yang digunakan untuk melempar meteor ke jin adalah "rajm." Secara umu, rajm dalam bahasa Arab berarti 'melempari batu' atau 'melempari seseorang atau sesuatu dengan batu'. Rajm juga berarti "rudal", "proyektil" dan bahkan "meteor".

Oleh karena itu, atribut utama setan adalah al-rajim, yang biasanya diterjemahkan sebagai "diusir" dan "terkutuk". Namun, akar kata tersebut adalah rajm (dirajam).

Seperti kerap disebutkan, orang-orang yang beriman dengan gigih meminta perlindungan Allah dari setan yang al-rajim (terkutuk dan yang dirajam). Dengan demikian, setan dilempari dan dijauhkan di syurga dengan meteor, sebelum dirajam dan ditahan di bumi oleh perbuatan shalih dari orang-orang yang beriman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement