REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Bagi Sayyidah Halimah, menyusui dan mengasuh Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah kehormatan. Rasa sayang tumbuh di hati Sayyidah Halimah kepada Nabi Muhammad kecil, maka ketika Nabi sempat hilang, dia pun khawatir.
Prof Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, Sayyidah Halimah bersama suaminya sangat mencintai Nabi Muhammad kecil. Sehingga muncul perasaan di hati mereka agar jangan terjadi apa-apa yang menimpa anak asuhnya, mereka khawatir akan hal itu.
Karena kekhawatiran itulah, mereka berdua memutuskan untuk mengembalikan Nabi Muhammad kecil kepada ibu kandungnya. Maka dalam perjalanan pulang ke Makkah, Nabi Muhammad yang ketika itu berusia empat tahun tersesat di kerumunan orang banyak yang juga sedang berkunjung ke Makkah.
Setelah berusaha mencari namun gagal, Sayyidah Halimah langsung melaporkan hal itu kepada Abdul Muthallib yang langsung juga turun tangan. Abdul Muthallib ikut mencarinya dibantu oleh para ahli pencari jejak.
Diriwayatkan bahwa Abdul Muthallib ketika mengendarai kudanya berdoa, “Ya Rabbi rudda liy waladiy, urdudhu wasthani’ indiy yada,”. Yang artinya, “Kembalikan wahai Tuhan anakku, kembalikanlah dia, Tuhanku, buatlah untukku anugerah,”.
Ibnu Hisyam meriwayatkan bahwa yang menemukan Nabi Muhammad kecil adalah Waraqah bin Naufal bersama seorang dari suku Quraisy. Mereka kemudian mengantarkan Nabi Muhammad kecil kepada Abdul Muthallib dan menyampaikan kepadanya bahwa Muhammad SAW ditemukan berteduh di bawah sebuah pohon di satu dataran tinggi.
Abdul Muthallib kemudian menggendong cucunya mengelilingi Ka’bah dan memohon perlindungan Allah lalu mengembalikannya kepada ibunya.