REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO— Berjumpa dengan Rasulullah SAW menjadi keinginan semua Umat Muslim, terutama umat yang tidak hidup pada masa Nabi Muhammad SAW. Perjumpaan dengan seorang yang tercinta dan pembawa ajaran Islam yang mulia.
Harapan ini menimbulkan pertanyaan di tengah umat, tentang bisakah kita melihat, bertemu hingga berbincang dengannya di hari kebangkitan kelak?
Dilansir dari Elbalad, anggota Fatwa di Dar Al Ifta Mesir, Syekh Owaida Othman, mengatakan melihat Nabi SAW di akhirat, kemudian minum dari tangannya adalah berkah dan nikmat dari Allah SWT yang kita semua nantikan.
Kendati begitu, dia menyebut orang-orang yang akan bersama Rasulullah SAW adalah yang mencintainya dan mengikuti ajarannya. Hal ini dijelaskan dalam salah satu hadits yang mengisahkan seorang sahabat menangis karena mengingat Nabi akan ditempatkan di surga tertinggi. Sedangkan sahabat itu tidak tahu akan berjumpa lagi atau tidak dengan Nabi karena tidak mengetahui akan berada di mana saat hari akhir nanti. Nabi SAW kemudian bersabda:
المرء مع من أحب Artinya: “Seseorang bersama orang yang dia cintai.”
Syekh Owaida Othman mengatakan, para sahabat amat bersukacita kita dengan kata-kata Nabi SAW tersebut. Ditambah lagi dengan firman Allah SWT dalam surat An Nisa ayat 69 berikut ini:
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا
Artinya: “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An Nisa 69).
Baca juga : Islam Indonesia dari Gujarat? He he he
Sumber: elbalad